Monday, October 5, 2020

Budidaya Ikan Dengan Teknologi Bioflok

 



I. PENGERTIAN BIOFLOK

Bioflok berasal dari kata Bios yang artinya kehidupan dan Floc yang artinya gumpalan.  Bioflok diartikan sebagai gumpalan (sekumpulan) dari beberapa mikroorganisme yang menyatu karena adanya ikatan yang disebut biopolimer.  Bioflok juga diartikan sebagai gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air. Bioflok terdiri dari bakteri, algae, yeast, protozoadan beberapa hewan renik lainnya seperti cacing.

Teknologi Bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diaplikasikan di sistem pengolahan air limbah industri dan mulai diterapkan di sistem pengolahan air media aquakultur (budidaya ikan).

Beberapa latar belakang munculnya penelitian mengenai bioflok ini diantaranya adalah :

Keterbatasan lahan dan air yang menuntut adanya kajian teknologi budidaya apa yang bisa dikembangkan di lahan sempit dan atau minim sumber air,

Sumberdaya alam / ikan hasil tangkapan yang produksinya semakin menurun, sementara kebutuhan ikan kian meningkat baik untuk konsumsi maupun sebagai bahan tepung ikan. Hal ini juga menuntut adanya kajian-kajian yang mampu memberikan alternatif pilihan sumber daya ikan selain  hasil tangkapan di alam

Kualitas air cenderung menurun karena adanya pencemaran lingkungan.  Ini juga jadi masalah serius ketika kualitas media budidaya ikan tidak mendukung maksimal bagi tumbuh kembang ikan yang dibudidayakan.

Dengan sejumlah masalah tersebut di atas, maka teknologi bioflok menawarkan solusi sebagai salah satu alternatif yang bisa memecahkan permasalahan lahan, air, sumberdaya ikan di alam dan menurunnya kualitas air media budidaya.

Biofloc terdiri atas partikel serat organik yang juga kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur serta zooplankton.

Bakteri yang bisa ikut membentuk bioflok ini, antara lain adalah sebagai berikut;

Bacillus circulans

Bacillus coagulans

Bacillus licheniformis

Bakteri yang ikut membentuk floc ini memiliki fungsi dalam siklus nutrisi didalam sistem biofloc. Bakteri ini biasa disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen.

Biofloc di alam umumnya terdiri dari 5 jenis bakteri atau lebih, minimal satu atau lebih adalah bakteri pembentuk flok (penghasil exopolisakarida) dan bakteri yang lain dapat merupakan bakteri siklus fungsional yang dapat berfungsi dalam siklus bioremediasi dan nutrisi.

Formasi bioflok ini bisa terbentuk tidak secara tiba-tiba, tapi terbentuk dalam kondisi lingkungan tertentu. Factor yang mempengaruhi system bioflok ialah N/P rasio dan C/N rasio. N/P rasio serta C/N rasio harus diatas 20. Semakin besar N/P rasio serta C/N rasio maka floc yang terbentuk akan semakin baik.

Untuk bisa mengatur N/P rasio jalan terbaik adalah memperbesar N atau memperkecil P, untuk bisa memperbesar N dilingkungan tambak tidak mungkin dilakukan karena menambah ammonia dalam tambak akan membahayakan udang, jalan terbaik ialah memperkecil P dengan cara mengikat phosphate.

Sedangkan untuk bisa mengatur C/N rasio dilakukan dengan cara memperbesar C dengan penambahan unsure karbon organik, misalnya yaitu molasses. Didalam pakan itu sendiri sebenarnya telah ada unsure C ialah karbohidrat dan lemak, namun rasionya tidak mencukupi untuk bisa mencapai C/N rasio diatas 20.

II.  PELUANG DAN TANTANGAN

A. Budidaya Ikan Lele

Ikan lele merupakan salah satu komoditas yang mulai digemari masyarakat, selain budidayanya relatif mudah, ikan lele juga dikenal kuat dalam beadaptasi dengan kualitas air yang rendah (minim oksigen dan tinggi amoniak). Namun dibalik peluang yang terbuka lebar tersebut, masih ada masalah yang kerap dihadapi para pembudidaya sehubungan dengan potensi pencemaran lingkungan yang turut serta dalam kegiatan budidaya lele (polusi bau)

Seiring berkembangnya teknologi bioflok, masalah polusi bau yang dihadapi para pembudidaya berangsur-angsur bisa teratasi. Dengan menggunakan teknologi bioflok pada budidaya ikan lele polusi bau berkurang, air lebih hemat dan yang lebih menguntungkan lagi produksi meningkat


B. Budidaya Ikan Patin, Betok, Nila dan Gabus

Peluang usaha budidaya ikan patin, nila, betok, dan  gabus terbuka lebar, selain banyak digemari dimasyarakat, produk ikan ini juga jadi unggulan perikanan budidaya, selain menjadi komoditas dalam negeri, ikan ini juga merupakan komoditas ekspor.  Namun permasalahan yang kerap dikeluhkan oleh para pembudidaya adalah sulitnya meningkatkan produksi dalam kondisi luasan lahan yang tetap.  Padat tebarnya tidak bisa ditambah dan apabila ditambah tingkat mortalitas ikannya menjadi tinggi. 

Seiring berkembangnya teknologi bioflok, masalah ini juga telah dicarikan jalan keluarnya, dengan menggunakan teknologi bioflok padat tebar bisa ditingkatkan dan otomatis produksi juga menjadi lebih tinggi.

III. KELEBIHAN DAN KEKUARANGAN BIOFLOK

Adapun beberapa kerugian serta kekuarangan dari metode bioflok pada budidaya ikan, antara lain adalah sebagai berikut;

Keuntungan dari Sistem Bioflok

1. Yaitu pH relatif stabil

2. pH nya cenderung rendah, sehingga kandungan amoniak (NH3) yaitu relatif kecil.

3. Tidak tergantung pada sinar matahari serta aktivitasnya akan menurun bila suhu rendah.

4. Tidak perlu ganti air (sedikit ganti air) sehingga biosecurity (keamanan) tetap terjaga.

5. Limbah tambak (kotoran, algae, sisa pakan, amonia) didaur ulang serta dijadikan makanan alami berprotein tinggi.

6. Kemudian lebih ramah lingkungan.


Kekurangan Sistem Bioflok

1. Tidak dapat diterapkan pada tambak yang bocor/rembes karena tidak ada/sedikit pergantian air.

2. Memerlukan peralatan atau aerator cukup banyak sebagai suply oksigen.

3. Aerasi harus hidup terus (24 jam per hari).

4. Pengamatan harus lebih jeli serta sering muncul kasus Nitrit dan Amonia.

5. Bila aerasi kurang, maka akan bisa terjadi pengendapan bahan organik. Resiko munculnya H2S yaitu lebih tinggi karena pH airnya lebih rendah.

6. Kurang cocok pada tanah yang mudah teraduk (erosi). Jadi dasar harus benar-benar kompak (dasar berbatu atau sirtu, semen atau plastik HDPE).

7. Bila terlalu pekat, maka bisa menyebabkan kematian bertahap karena krisis oksigen (BOD tinggi).

8. Untuk itu volume Suspended Solid dari floc harus bisa selalu diukur. Bila sudah mencapai batas tertentu, floc harus dikurangi dengan cara konsumsi pakan diturunkan.

IV. CARA KERJA BIOFLOK

Teknologi bioflok mampu mengubah kondisi lingkungan dari yang sebelumnya mencemari dan berbahaya menjadi aman dan menguntungkan.

Kondisi media budidaya pada umumnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


Ketika pemberian pakan pada ikan yang dibudidayakan, pakan akan di konsumsi oleh ikan dan menjadi kotoran, sementara yang tidak termakan olehnya akan mengendap didasar kolam atau jaring. Hasil endapan sisa pakan dan kotoran yang berlangsung dari waktu ke waktu, lama kelamaan akan mengalami proses pembusukan  dan   menjadi racun bagi lingkungan perairan tempat budidaya ikan.

Jika hal ini dibiarkan, maka kandungan oksigen akan cenderung rendah, bau media air menimbulkan polusi udara, tingkat kematian ikan cenderung tinggi dan angka produksi yang dihasilkan akan tidak sesusai dengan harapan

Namun dengan penerapan teknologi bioflok, maka kondisi media budidaya akan terjadi seperti gambar di bawah ini :


Prinsip dasar bioflok adalah mengontrol sistem budidaya dengan melibatkan bakteri mirobial dan bakteri heterotrof yang mampu memunculkan keseimbangan dalam kualitas air.  Ikan tetap makan dan mengeluarkan kotoran, namun kotoran yang mengendap akan diuraikan oleh bakteri yang ada dalam sistem bioflok menjadi sesuatu yang tidak lagi membahayakan bagi lingkungan perairan atau menjadi racun.


Bioflok terbentuk melalui beberapa tahap yaitu :

Bioflok di alam umumnya terdiri dari 5 jenis bakteri atau lebih, minimal satu atau lebih merupakan bakteri pembentuk flok (penghasil exopolisakarida) dan bakteri yang lain dapat merupakan bakteri siklus fungsional yang berfungsi dalam siklus bioremediasi dan nutrisi. Formasi bioflok ini terbentuk tidak secara tiba-tiba, tapi terbentuk dalam kondisi lingkungan tertentu.

Factor yang mempengaruhi sistem bioflok adalah N/P rasio dan C/N rasio. N/P rasio dan C/N rasio harus diatas 20. Semakin besar N/P rasio dan C/N rasio maka flok yang terbentuk akan semakin baik. 

Untuk mengatur N/P rasio jalan terbaik adalah memperbesar N atau memperkecil P, untuk memperbesar N dilingkungan kolam atau tambak tidak mungkin dilakukan dengan menambah ammonia karena akan membahayakan ikan/udang, jalan terbaik adalah memperkecil P dengan cara mengikat phosphate. 

Sedangkan untuk mengatur C/N rasio dilakukan dengan cara memperbesar C dengan penambahan unsur karbon organik, misalnya molasses. Didalam pakan itu sendiri sebenarnya sudah ada unsur C yaitu karbohidrat dan lemak, namun rasionya tidak mencukupi untuk mencapai C/N rasio diatas 20.

Sistem bioflok dirancang untuk budidaya di lingkungan yang sulit untuk meminimalkan ganti air dan meminimalkan kontak dengan lingkungan luar. Keunggulan sistem bioflok ini adalah dapat menghindari masuknya bibit penyakit dari luar, parameter air lebih stabil dan efek kerja bakteri lebih muncul.

SUMBER PUSTAKA


Anonim. 2018. Teknologi Bioflok. Di Download dari laman http://shrimp-biotek.com/index.php?option=com_content& view=article&id=53&Itemid=62

Ambari, M.2007. Seperti Apa Peran Teknologi Bioflok Untuk Ketahanan Pangan Nasional. Di Download dari laman http://www.mongabay.co.id/2017/05/28/seperti-apa-peran-teknologi-bioflok-untuk-ketahanan-pangan-nasional/

Materi Pertanian. 2018. Pengertian Bioflok, Manfaat, Kelebihan, dan Kekuarangannya. Di download dari laman https://dosenpertanian.com/pengertian-bioflok/

Sunyoto. 2016. Pemanfaatan Lahan Terbatas Untuk Budidaya Ikan Dengan Teknologi Biofloc. Banjar. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan


Buku-Buku Administrasi Kelompok Perikanan

 


I.  PENDAHULUAN

Pencatatan sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan kelompok perikanan dari waktu ke waktu.  Agar pengelolaan kelompok perikanan tertata dengan baik, maka kelompok harus memiliki buku catatan kelompok yang menyangkut tentang aktifitas dan perkembangan kelompok baik jumlah aset maupun usaha perikanan.

Administrasi kelompok adalah aktivitas pencatatan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan keadaan dan perkembangan kelompok. Dengan adanya pembukuan administrasi didalam kelompok, perkembangan kelompok dari waktu ke waktu dapat termonitor.

Administrasi berasal dari Bahasa Latin “ad = intensif” dan ministrare = melayani, membantu, memenuhi”.  Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu.

Pada umumnya masalah yang timbul dalam kelompok karena tidak beresnya pembukuan administrasi. Maka dari itu, masalah pembukuan administrasi tidak dapat diabaikan begitu saja.  Pada prinsipnya semua hal kegiatan dan kejadian yang penting dalam pengelolaan kelembagaan kelompok, harus ada administrasinya.

Buku administrasi juga berperan sebagai saksi hitam di atas putih atas segala sesuatu yang pernah terjadi dalam perjalanan sebuah kelompok.  Pada saat kemampuan mengingat otak manusia ada batasanya, buku-buku administrasilah yang akan menggantikan peran tersebut.

Pada umumnya kegiatan pencatatan diurutkan berdasarkan kronologis kejadian (tanggal terjadinya transaksi atau kegiatan).  Hal ini diperlukan untuk melihat perjalanan sejarah administrasi agar jika ditemukan kesalahan pada suatu waktu dapat ditelusuri melalui catatan-catatan yang ada di buku administrasi untuk mengetahui asal-usul kesalahan.

Bagi kelompok perikanan, buku-buku administrasi ini akan menjadi barometer kinerja kelompok pada saat mengikuti perlombaan kelompok berprestasi.  Hal pertama yang dilakukan tim penilai adalah melihat buku-buku administrasi, karena dari buku-buku inilah tim penilai dapat mengetahui aktivitas kelompok yang dinilainya.  

Kelompok yang disiplin dalam pencatatan buku administrasi akan bisa menceritakan kondisi perkembangan kelompoknya melalui catatan-catatan yang ada dalam buku administrasi kelompoknya.  Tanpa harus banyak tanya jawab, catatan-catatan dalam buku administrasi sudah mampu untuk mewakili.


II.  KEGUNAAN ADMINISTRASI KELOMPOK

Dalam kelembagaan yang bernama kelompok perikanan (pokkan) apakah itu Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN), Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perikanan Tangkap, Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Ikan (POKLAHSAR), Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) maupun Kelompok Garam Rakyat (KUGAR),  peran buku-buku administrasi tidak dapat diabaikan. Alasan utama kenapa buku-buku tersebut menjadi teramat penting keberadaannya tidak terlepas dari kegunaan dari isi buku-buku administrasi tersebut.

Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.14/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan, kegunaan adminstrasi kelompok antara lain adalah:

1.   Sebagai alat kontrol
Pemberian sanksi pada anggota kelompok yang tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana yang di atur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kelompok, memerlukan pembuktian yang otentik dari aturan yang isinya telah disepakati bersama.

Ambil contoh dalam AD/ART ada pasal yang menyebutkan bagi anggota kelompok yang tidak hadir sebanyak tiga kali berturut-turut dalam pertemuan kelompok, maka yang bersangkutan dapat dikeluarkan dari keanggotaan.  Fungsi buku daftar hadir dapat menjadi alat kontrol setiap anggota dalam memonitor kehadirannya pada setiap kegiatan kelompok.

2.   Sebagai alat dokumentasi
Pendokumentasian kejadian-kejadian yang muncul dalam dinamika kelembagaan kelompok, dapat dilacak waktu dan tempat pelaksanaanya semisal buku agenda surat yang bisa mengagendakan jenis surat yang masuk dan keluar, asal dan tujuan serta isi dari surat.

3.   Sebagai alat/bahan pengambilan keputusan
Khususnya dalam hal penerapan sanksi, buku-buku administrasi dapat menjadi bukti akan kapan keputusan penerapan sanksi pada seorang anggota bisa diambil.  Tentunya melalui catatan yang ada dalam buku administrasi.

4.   Sebagai alat monitirong/evaluasi kelompok
Misalnya ada kegiatan kelompok yang dijalankan dalam sekian waktu, pencatatan di buku kegiatan usaha bisa menjadi bahan monitoring dan evaluasi akan keberhasilan sebuah program kegiatan kelompok yang dijalankan.

5.   Sebagai alat memupuk kepercayaan anggota.
Adanya catatan kondisi keuangan kelompok dari waktu ke waktu menjadi alat kontrol yang baik dan meminimalisir kecurigaaan atas penyelewengan dana yang dihimpun dalam kas kelompok.

6.   Sebagai alat ukur keberadaan kegiatan kelompok
Ini dimaksudkan bahwa buku-buku administrasi kelompok dapat dijadikan alat ukur adanya kegiatan di dalam kelompok. Adanya buku kegiatan kelompok menjadi bukti bahwa kelompok juga memiliki kegiatan usaha yang dikelola secara kelompok di samping kegiatan usaha perikanan yang dijalankan secara perseorangan.

7.   Sebagai alat ukur pengembangan kelas kelompok
Capaian-capaian yang diraih kelompok dan terdokumentasi dalam buku-buku administrasi, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi tim penilai kenaikan kelas kelompok untuk memutuskan layak tidaknya suatu kelompok untuk naik kelas.


III.  JENIS-JENIS ADMINISTRASI


Administrasi kelompok perikanan terbagi menjadi dua yaitu administrasi keuangan dan adminitrasi non keuangan.  Dua jenis administrasi ini memerlukan buku-buku administrasi masing-masing.  Administrasi keuangan adalah segala pencatatan yang ada hubungannya dengan uang dan administrasi non keuangan kebalikannya, yaitu segala pencatatan yang tidak ada hubungannya dengan uang. 

Jenis-jenis buku yang diperlukan adalah sebagai berikut :
A. Administrasi Keuangan
-  Buku Kas Kelompok
-  Buku Simpanan Anggota
-  Buku Iuran
B. Administrasi Non Keuangan
-  Buku Data Anggota Kelompok
-  Buku Kehadiran Peserta Rapat/Kegiatan
-  Buku Notulen Rapat
-  Buku Tamu
-  Buku Agenda Surat
-  Buku Kegiatan Kelompok
-  Buku Inventaris Kelompok
-  Buku Pola Tebar / Produksi Kelompok

IV.  BUKU ADMINISTRASI KELOMPOK DAN MANFAATNYA

a.      Buku Data Anggota Kelompok

Buku Data Anggota Kelompok adalah buku yang berisi tentang semua informasi mengenai anggota kelompok, termasuk mata pencaharian utamanya serta kepemilihan sarana prasarana dan/atau lahan usahanya.
Manfaat Buku Data Anggota Kelompok antara lain adalah: (1) menggambarkan potensi sumberdaya di dalam kelompok; dan (2) memudahkan tim pembina dan pihak lain dalam mempelajari potensi sumber daya manusia kelompok.

          Contoh Format Buku Data Anggota Kelompok    


b.      Buku Tamu Kelompok

Buku Data Tamu Kelompok adalah buku yang berisi tentang data-data tamu yang mengunjungi kelompok, baik sifatnya formal, non formal maupun informal.
Manfaat Buku Tamu Kelompok, antara lain adalah: (1) mengetahui siapa, darimana dan tujuan apa dan kapan tamu yang mengunjungi kelompok;  (2) membenahi dan mengoreksi kekurangan kelompok dari saran dan kesan yang ditulis tamu guna kemajuan kelompok; dan (3) mempermudah pencarian kontak person kepada tamu kelompok, jika dikemudian hari ternyata diperlukan.

         Contoh Format Buku Data Tamu 



c.      Buku Rencana Kegiatan Kelompok

Buku RencanaKegiatanKelompok adalah buku yang berisi tentang: (1) Apa yang akan dilakukan atau apa yang hendak dilakukan? (2) Bagaimana melaksanakannya atau apa yang harus dikerjakan? (3) Kapan melaksanakannya? (4) Siapa anggota kelompok yang akan melakukannya? (5) Berapa besar usaha yang akan dilakukan?
Manfaat Buku Rencana Kegiatan Kelompok, antara lain adalah: (1) Dipakai sebagai alat koordinasi; (2) Dapat memberikan “kepastian” mengenai masa depan atau membatasi “ketidakpastian”; (3) Tersedianya alat ukur terhadap prestasi  yang akan dicapai dan alat pengendalian (control) jalannya kegiatan kelompok; (4) Peningkatan produktifitas (efektifitas dan efisiensi) karena memfokuskan pada sasaran; dan (5) Terbentuknya kerja sama, dukungan dan peran serta anggota kelompok.

         Contoh Format Buku Rencana Kegiatan Kelompok



d.      Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok

Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok adalah buku yang berisi tentang data-data waktu penebaran benih/induk dan estimasi panennya dalam periode waktu tertentu. Manfaat Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok adalah untuk mengetahui pola usaha kelompok dan perkiraan panen/ produksi/ penjualan.

          Contoh Format Buku Agenda Surat Kelompok



e.      Buku Agenda Surat Kelompok

Buku Agenda Surat Kelompok adalah buku yang berisi tentang data surat-surat yang masuk atau surat-surat yang dikeluarkan oleh kelompok dalam periode waktu tertentu. Manfaat Buku Agenda Surat Kelompok adalah: (1) untuk mengetahui arus surat masuk dan keluar; (2) mempermudah pengarsipan dan penelusuran tindak lanjut surat.

         Contoh Format Buku Agenda Surat Kelompok



f.       Buku Inventaris Barang/Alat Kelompok

Buku Inventaris Barang/Alat Kelompok adalah buku yang berisi tentang data-data barang/alat yang menjadi inventaris kelompok dan/ atau barang yang dibeli bersama oleh anggota kelompok. Manfaat Inventaris Barang/Alat Kelompok adalah: (1) untuk mendata barang/alat yang dimiliki oleh kelompok; (2) memudahkan pengelolaan barang/alat yang dimiliki kelompok; dan (3) memudahkan penelusuran kepemilikan barang/alat yang ada dalam kelompok.

         Contoh Format Buku Inventaris Barang/Alat Kelompok



g.      Buku Daftar Hadir Pertemuan Kelompok


Buku Daftar Hadir Pertemuan Kelompok adalah nama dan tanda tangan anggota yang hadir pada rapat/ pertemuan/ kegiatan kelompok. Manfaat Daftar Hadir Pertemuan Kelompok adalah:(1) untuk mengetahui tingkat keaktifan anggota dalam kegiatan-kegiatan kelompok; (2) sebagai data penguat keputusan yang diambil sewaktu rapat/ pertemuan.

         Contoh Format  Buku Daftar Hadir Pertemuan Kelompok



h.      Buku Notulen Rapat/Pertemuan Kelompok

Buku Notulen Rapat/ Pertemuan Kelompok adalah buku catatan atas segala sesuatu yang terjadi dalam rapat/ pertemuan kelompok; termasuk di dalamnya kesimpulan/ keputusan yang diambil pada saat kegiatan tersebut. Manfaat Notulen Rapat/ PertemuanKelompok adalah:(1) Sebagai catatan pembahasan kegiatan rapat/ pertemuan kelompok baik yang telah dilaksanakan maupun rencana tindaklanjut; (2) memudahkan dalampembahasan masalah dan pemecahan masalah baik di lapangan maupun dalam kelompok.

          Contoh Format Buku Notulen Rapat/Pertemuan Kelompok

 

i.       Buku Kas Kelompok

Buku Kas Kelompok adalah buku catatan transaksitunai dan transaksi bank dari kelompok. Manfaat Buku Kas Kelompok adalah: mendata keluar masuk dan saldo keadaan keuangan kelompok.

          Contoh Format Buku Kas Kelompok



j.       Buku Tabungan/Iuran Kelompok

Buku  Tabungan/Iuran Kelompokadalah catatan pemasukan kas kelompok yang berasal dari iuran wajib, iuran sukarela, tabungan wajib dan tabungan sukarela anggota masing-masing anggota kelompok. Manfaat Buku Tabungan/Iuran Kelompok adalah:(1) mendata keluar masuk dan saldo keadaan keuangan kelompok; (2) mengetahui jumlah iuran dan tabungan setiap bulan dan setiap tahunnya; dan (3)memudahkan pelacakan status iuran dan tabungan anggota kelompok 

         Contoh Format Buku Tabungan/Iuran Kelompok



 k.     Buku Pinjaman Anggota Kelompok

Buku  Pinjaman Anggota Kelompok adalah catatan terhadap semua informasi pinjaman yang diberikan pada anggota, secara individu (termasuk masalah pinjaman, tujuan pinjaman, jadwal pengembalian bunga, pengembalian pinjaman, hutang yang belum lunas dan melampaui batas waktunya. Manfaat Buku Pinjaman Anggota Kelompok adalah menginventarisir besaranpinjaman anggota kelompok serta pengembalian pinjaman anggota kelompok. 

         Contoh Format Buku Pinjaman Anggota Kelompok




V. PENUTUP

Dengan adanya buku-buku administrasi kelompok, anggota kelompok khususnya pengurus harus sudah membiasakan diri untuk mengisi buku-buku administrasi tersebut secara baik dan benar.  Kedisiplinan pengurus dalam melakukan pembukuan secara berkala dapat mewujudkan kelembagaan kelompok yang tertib administrasinya.

Alasan menunda pencatatan dalam buku administrasi setelah adanya kejadian yang memerlukan pencatatan, hanyalah akan menimbulkan potensi berkurangnya kualitas informasi yang akan dibukukan.  Atas dasar itulah, kerjasama anggota satu dengan lainnya diperlukan agar tidak ada lagi penundaan dalam kegiatan pencatatan administrasi di dalam buku-buku administrasi.

SUMBER PUSTAKA

Fify, Apriani. 2019. Administrasi Kelompok Perikanan. didownload dari laman  https://apriyanispi90.blogspot.com/2019/10/administrasi-kelompok-perikanan.html

Razi F., 2011. Membangun Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan yang Dinamis dan Mandiri. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP, Jakarta.

Rosadi, dkk. Modul Kelompok Mandiri. Bimtek Tenaga Pendamping Desa Program IFAD. 2016

Santosa S., 2004. Dinamika Kelompok Edisi Revisi. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.

Tim Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Perikanan. Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.

Sunday, August 23, 2020

MANFAAT PROBIOTIK DI BIDANG PERIKANAN

 


MANFAAT PROBIOTIK DI BIDANG PERIKANAN

I.  LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi budidaya perikanan pada satu sisi dapat meningkatkan produksi sektor perikanan, namun di sisi lain, dengan padat tebar yang tinggi serta pemberian pakan yang  berlebihan, menyebabkan pergeseran keseimbangan antara lingkungan, ikan yang dipelihara dan patogen penyebab penyakit. Pergeseran keseimbangan ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya terserang oleh penyakit.

Masalah serangan penyakit merupakan hal utama yang tidak boleh diabaikan, mulai dari sukses tidaknya pembudidaya dalam memilih benih yang akan pakai, apakah tahan atau bebas dari penyakit atau tidak, sampai pada pengelolaan lingkungan sebagai media perkembangan ikan yang  juga berpotensi jadi media berkembangnya penyakit. 

Kerugian yang disebabkan serangan penyakit bukan hanya kematian ikan yang dipelihara namun bisa berakibat final pada berhentinya usaha produksi.  Gangguan ini bila ditinjau dari segi ekonomi jelas sangat merugikan dalam usaha budidaya ikan yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Kerugian yang ditimbulkan akibat serangan suatu penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan yang lambat atau produksi benih menurun (bahkan bisa berhenti sama sekali). Ikan yang pernah terserang penyakit bisa menjadi sumber penyakit, yaitu menjadi agen (perantara) terhadap timbulnya penyakit baru sehingga dapat berakibat fatal bagi usaha budidaya ikan. Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan masih mengandalkan antiseptik, disinfektan sampai antibiotik, namun tingkat keberhasilannya sangat terbatas. Penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana telah meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan makanan dan kesehatan masyarakat, penggunaan antibiotik untuk pencegahan penyakit justru meningkatkan mikroba dan memacu resistensi pada beragam bakteri, sehingga untuk sejumlah kasus penyakit pengendaliannya lebih sulit dilakukan. 

Berdasarkan kekhawatiran ini perlu adanya sistem pengelolaan terhadap kesehatan biota yang dibudidayakan beserta lingkungannya antara lain dengan penggunaan vaksin, imunostimulan non spesifik ataupun penggunaan probiotik.


 II.  APA ITU PROBIOTIK

Secara umum Probiotik bisa diartikan dengan Pro kehidupan atau pendukung kehidupan. Jadi, probiotik itu fungsinya adalah untuk menunjang, mempertahankan, atau meningkatkan tingkat kehidupan makhluk dalam hal ini ikan.

Caranya, probiotik bekerja dengan menekan atau mentiadakan faktor-faktor tertentu yang membuat tingkat kehidupan suatu makhluk menjadi tidak kondusif, yang mengakibatkan mortalitas (kematian) sangat tinggi.

Probiotik dapat menghasilkan mikroba yang menguntungkan bagi ikan yang dibudidayakan. Mikroba itu antara lain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobacterium, dan beberapa kelompok Bacillus, dan Pseudomonas.

Aplikasi pemberian antibiotik dalam budidaya perikanan untuk mengendalikan infeksi mikro organisme pathogen perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Selain menggunakan antibiotic untuk mengatasi penyakit pada ikan, kita dapat pula menggunakan probiotik untuk mencegah berkembangnya penyakit pada ikan. Probiotik merupakan mikroorganisme yang mempunyai sifat menguntungkan bagi hewan inang, sehingga berperan menekan pertumbuhan populasi mikroorganisme pathogen (bakteri yang merugikan).

Bakteri probiotik yang umumnya digunakan adalah bakteri gram positif diantaranya adalah genus Lactobacillus. Bakteri lactobacillus sp. merupakan jenis bakteri yang menghasilkan asam laktat. Probiotik banyak digunakan dalam budidaya perikanan untuk tujuan memelihara dan memperbaiki kesehatan air yang secara tidak langsung akan meningkatkan kesehatan ikan peliharaan. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai probiotik tidak hanya berasal dari golongan bakteri (Bacillus,Thiobacillus) tetapi juga berasal dari golongan yeast (Sacharomices cerevicae) dan mikro-alga (Tetraselmis sp). 

Probiotik mampu mengubah keseimbangan mikro flora yang ada dalam saluran pencernaan. Probiotik bisa terdiri atas satu atau campuran (mix) beberapa kultur mikro organisme hidup. Probiotik merupakan makanan tambahan bagi hewan inang berupa sel mikro organisma (mikroba) atau sebagai pakan mikroskopik yang bertujuan memenangkan kompetisi dalam sistem saluran pencernaan ikan (hewan inang) dengan bakteri merugikan (pathogen). Kompetisi tersebut berlangsung dalam hal pemanfaatan nutrisi yang berasal dari hasil metabolisme pakan dan upaya penempatan ruang dalam saluran pencernaan untuk membentuk koloni.

III. PENTINGNYA PROBIOTIK

Berikut tiga faktor pentingnya probiotik pada budidaya perikanan :

1. Kondisi Lahan Budidaya yang Tidak Ideal

Kondisi tanah kolam yang dipakai secara terus menerus lama kelamaan kesuburannya menurun. Apalagi kalau tidak dikelola dengan baik tentu berdampak pada dasar tambak dan menimbulkan bakteri jahat yang bisa membuat ikan mudah terserang penyakit.

Probiotik dapat berperan menekan pertumbuhan bakteri patogen dan mempercepat degradasi bahan organik serta limbah.

 2. Kualitas Air yang Kurang Optimal

Timbunan bahan organik dari sisa pakan, pupuk organik, dan ekskresi ikan yang mengendap di dasar kolam dan tidak dibarengi dengan sistem pengelolaan air yang baik akan memacu penurunan kualitas air pada kolam, khususnya blooming alga yang dapat menyebabkan deplesi oksigen dan keracunan pada ikan.

Pemberian probiotik melalui lingkungan (air dan dasar kolam) bertujuan memperbaiki serta mempertahankan kualitas air dan dasar kolam, mengoksidasi senyawa organik sisa pakan, kotoran ikan, plankton dan organisme mati, menurunkan senyawa metabolit beracun (ammonia, nitirt , H2S) dan mempercepat pembentukan dan kestabilan plankton.

 3. Nafsu Makan Ikan yang Kurang Merata

Sering kali pembudidaya menemukan masalah terhadap pertumbuhan ikan yang tidak merata atau seragam, ini bisa disebabkan karena terdapat beberapa ikan yang nafsu makannya menurun diwaktu pertumbuhannya. Pakan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan untuk pertumbuhan ikan. 

Penyemprotan probiotik pada pakan berpengaruh pada kecepatan fermentasi pakan tersebut dalam saluran pencernaan, sehingga membantu proses pencernaan dan penyerapan sari makanan. Anda bisa mencampurkan pakan dengan bakteri probiotik yang sudah difermentasi untuk memacu menambah nafsu makan ikan tersebut.


Menurut sumber lainnya Peranan probiotik dalam budidaya perikanan adalah sebagai berikut : 

  1. Menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam saluran pencernaan dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang (tempat menempel) dan kesempatan mendapatkan nutrisi; 
  2. Menghasilkan senyawa anti mikroba yang secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen dan mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem pencernaan hewan inang; 
  3. Menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan yaitu meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang) dalam menghadapi serangan penyakit dengan cara meningkatkan kadar antibodi dan aktivitas makrofag, misalnya lipo polisakarida, glikan dan peptidoglikan; 
  4. Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat bagi hewan inang (yang diberikan probiotik) dan secara tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan. 


SUMBER PUSTAKA

Anonim. 2013. Peran Probiotik Dalam Budidaya Ikan. Di Download dari laman http://www.agrotekno.net/2013/09/peran-probiotik-dalam-budidaya-ikan.html

Anonim. 2016. Probiotik Pada Budidaya Perikanan. https://www.isw.co. id/single-post/2016/05/26/Probiotik-pada-Budidaya-Perikanan-1

Anonim. 2017. Peran Probiotik Dalam Budidaya Ikan. Di Download dari laman http://sahabatpetani.com/2017/11/16/peran-probiotik-dalam-budidaya-ikan/

Sri Astutik. 2018. Manfaat Dan Aplikasi Probiotik Di Bidang Perikanan. Di Download dari laman https://www.scribd.com/doc/115965180/ Manfaat-Dan-Aplikasi-Probiotik-Di-Bidang-Perikanan


PENGOLAHAN IKAN PATIN


PENGOLAHAN IKAN PATIN


 I. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki peluang untuk memasarkan ikan patin dalam bentuk olahan. Diversifikasi pengolahan ikan patin menjadi produk siap olah dan siap saji akan meningkatkan nilai tambah yang cukup berarti karena pasarnya cukup terbuka, sehingga permintaan produk ini meningkat secara berarti setiap tahunnya. Ikan patin dapat dimanfaatkan secara menyeluruh mulai dari kepala, daging, sirip, tulang, telur, isi perut, dan kulit.

 Ikan patin dapat dijadikan sebagai bahan industri dengan mengolahnya menjadi fillet. Hal ini dikarenakan Ikan patin memilki keunggulan tersendiri, antara lain tidak bersisik, durinya relatif sedikit dan dagingnya putih kemerahan serta mudah dikuliti sehingga relatif mudah dibuat fillet yang baik.

Fillet merupakan bahan setengah jadi dari daging ikan yang nantinya akan diolah menjadi makanan lain seperti abon, bakso, sosis, dan juga dapat digunakan untuk fortifikasi berbagai aneka produk olahan.Sebagian besar ikan patin dipasarkan dalam bentuk fillet beku dan produk olahan lainnya.  Pasar ikan patin selama ini masih dikuasai Vietnam dengan ekspor dalam bentuk fillet dan produk olahan berbasis surimi. Selain dipasarkan dalam bentuk fillet, ikan patin sangat cocok untuk diolah menjadi berbagai macam produk berbasis surimi yang trend pasarnya semakin meningkat. 

Aneka produk yang berbasis surimi seperti fish cake, jelly fish, udang tiruan, crab tiruan, bakso, nugget, dan lain-lain yang tersedia pada space frozen food supermarket masih diimpor dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Berkembangnya budidaya ikan patin di Vietnam, diikuti dengan pesatnya perkembangan industri pengolahan ikan seperti industri surimi dan produk berbasis surimi di negara tersebut. Surimi merupakan produk setengah jadi, berupa daging lumat yang dibersihkan dan mengalami pencucian berulang-ulang sehingga sebagian besar, bau, darah, lemak, dan pigmen hilang. Dari surimi tersebut kemudian dapat diolah menjadi berbagai macam produk.

 

Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan fillet :

  1. Dapat digunakan langsung untuk pengolahan produk-produk makanan seperti bakso, sosis, kamaboko, burger dan lain-lain.
  2. Tidak berbau, bebas tulang dan duri, sehingga produk-produk olahannya mudah dikonsumsi oleh berbagai tingkat usia.
  3. Suplai dan harganya relatif stabil karena fillet dapat disimpan lama dan ini memudahkan perencanaan olahannya.
  4. Biaya penyimpanan, distribusi dan transportasi lebih murah, karena fillet merupakan bagian ikan yang bermanfaat saja.
  5. Menghemat waktu dan tenaga kerja karena penanganannya lebih mudah.
  6. Masalah pembuangan limbah yang relatif lebih mudah diatasi.

II. KANDUNGAN GIZI

Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan bahan pangan dengan kandungan protein tinggi. Kandungan protein ikan patin pada 159 gr fillet ikan patin adalah sebesar 24,7 gr.

Nilai protein daging patin juga tergolong tinggi, mencapai 14,53%, kandungan gizi lainnya adalah lemak 1,03%, abu 0,74%, dan air 82,22%.

Manfaat ikan patin bagi kesehatan ditandai dengan adanya kandungan yang lemak lebih rendah dibandingkan ikan jenis lain, terutama dua asam lemak sensial DHA yaitu sekitar 4,74% dan EPA sekitar 0,31%. Kedua jenis omega-3 asam lemak ini biasanya dihasilkan dari jenis ikan yang hidup di air dingin seperti ikan salmon, ikan tuna, dan ikan sarden. Kadar lemak total yang terkandung dalam daging ikan patin adalah sebesar 2,55% sampaii dengan 3,42%, dimana asam lemak tak jenuhnya adalah diatas 50%. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh tunggal yang paling bayak terkandung di dalam daging ikan patin yaitu sebesar 8,43%.

Jika dilihat dari rendahnya kadar kolestrol yang terkandung dalam daging ikan patin (21-39 mg/100 gram) maka manfaat ikan patin bermanfaat untuk menurunkan besarnya kadar kolestrol LDL yang terkandung di dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular atau jantung koroner.


III. PENANGANAN BAHAN BAKU


Seperti kita ketahui ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (membusuk). Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan ditangkap dan didaratkan sudah akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Karena itu agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya. 

Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Usaha dalam melaksanakan pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya, ikan yang baru ditangkap dapat dipertahankan kesegarannya dengan cara didinginkan atau dibekukan, atau dapat pula diolah menjadi produk setengah jadi seperti dalam pembuatan ikan pindang dan sebagainya.

Ikan dan hasil perikanan lain merupakan bahan pangan yang mudah membusuk, proses pengolahan yang dilakukan bertujuan untuk menghambat atau menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme perusak atau enzim-enzim yang dapat menyebabkan kemunduran mutu ikan.  

Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan dari pembusukan atau kerusakan. Pembusukan terjadi akibat perubahan yang disebabkan oleh mikroorganisme dan perubahan-perubahan lain yang sifatnya merugikan.

Pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.  Ikan patin sebagai bahan baku olahan daging patin termasuk jenis pangan yang mudah rusak, maka proses penyimpanan dengan suhu rendah merupakan cara yang paling tepat.

Kesegaran ikan patin sebagai bahan baku utama perlu dijaga dengan cara menggunakan pola penanganan rantai dingin. Ikan patin jika disimpan pada suhu 0°C dapat bertahan sampai 16 hari, pada suhu 10°C sampai enam hari dan pada suhu 20°C dapat bertahan sampai dua hari.

Untuk mempertahankan mutu ikan agar tetap segar paling mudah dan murah dengan menggunakan es, adapun wadah yang digunakan dapat menggunakan tong, oblong, drum, atau cold box. 

Untuk mendapatkan hasil produk yang mempunyai kesegaran yang baik, perlu diperhatikan Beberapa hal pada pengerjaan pengesan, antara lain:

1. Banyaknya es yang digunakan 

Jumlah es yang diberikan harus sebanding dengan jumlah ikan yang ada. Karena jika jumlah es lebih sedikit, maka es tersebut tidak mampu menurunkan suhu ikan hingga maksimal. Pada prinsipnya es yang digunakan harus mampu menurunkan suhu ikan hingga 0°C.Perbandingan yang paling ideal antara es dengan ikan adalah 1:1, dan keadaan tersebut harus selalu dijaga.

2. Lamanya pemberian es 

Lamanya pemberian es tergantung dari waktu yang digunakan untuk menyimpan atau menempatkan patin tersebut di dalam wadah. Karena es akan terus mencair sehingga perhitungan waktu, wadah yang digunakan, suhu udara sekelilingnya perlu diperhitungkan.

3. Cara menambahkan es 

Penggunaan es dalam bentuk bongkahan, balok, pecahan, curah, semuanya dapat dianjurkan. Bentuk es curah lebih efektif dalam mendinginkan.

IV. FILLET IKAN PATIN


Fillet merupakan bahan setengah jadi dari daging ikan yang akan diolah lagi menjadi makanan lain seperti abon, bakso, sosis, dan juga dapat digunakan untuk fortifikasi berbagai aneka produk olahan. Secara teknis, proses pengolahan ikan patin menjadi fillet tidak sulit.prinsip dasarnya adalah daging ikan diambil, dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak diinginkan (tulang, sisik, kulit, dan lain-lain), dicuci, dan dibekukan.Selanjutnya fillet dapat langsung diolah menjadi produk olahan lain.

Peralatan yang digunakan pada pembuatan fillet ikan patin antara lain adalah pisau, talenan, baskom, plastik HDPE, nampan, freezer, sarung tangan plastik, masker, timbangan,sealler, cool box, discating set, pinset, kain lap dan label.

 

Tahapan proses yang dibutuhkan dalam pengolahan fillet patin ada;ah sebagai berikut :

  1. Mematikan ikan dengan cara memasukkan ikan ke dalam es sehingga pada saat ikan mati, darah akan terkonsentrasi di sepanjang tulang belakang ikan patin.
  2. Mematikan ikan dengan cara menusuk dibagian medula oblongata dengan maksud agar ikan mati lebih cepat.
  3. Lakukan penimbangan untuk mengetahui berat bahan baku yang digunakan untuk perhitungan randemen.
  4. Memotong pangkal ekor untuk membuang darah ikan patin.
  5. Mencuci ikan yang telah dipotong bagian ekornya dengan menggunakan air dingin untuk membuang sisa-sisa darah hasil pemotongan ekor.
  6. Membuat fillet dengan membelah bagian ujung ekor bagian bawah hingga bagian kepala sehingga daging terlepas dari tulang dan kepala.
  7. Fillet dibuang kulitnya dengan cara menarik kulit secara perlahan-lahan sambil menekan bagian daging di bawah kulit.
  8. Bersihkan sisa-sisa tulang yang masih melekat pada fillet dengan cara menarik dengan menggunakan pinset, buang juga sirip yang masih menempel pada daging dengan menggunakan disceting set.
  9. Mencuci fillet yang telah selesai dengan menggunakan air dingin sehingga tidak ada sisa-sisa darah yang menempel.
  10. Menimbang fillet yang telah dicuci untuk menghitung randemen fillet yang dihasilkan dan menentukan berat fillet yang akan dijual.
  11. Melakukan packing dengan cara memasukkan fillet ke dalam plastik HDPE (plastik tahan suhu rendah) kemudian tutup rapat menggunakan sealler.
  12. Menyusun fillet yang telah dikemas ke dalam nampan pembekuan.
  13. Membekukan fillet yang telah dimasukkan ke nampan pembekuan dengan menggunakan freezer pada suhu -18 - 20ÂșC agar fillet dapat bertahan hingga 3 bulan atau lebih, tanpa banyak mengalami perubahan sifat fungsionalnya. Apabila proses pengolahan berjalan benar, pembekuan berjalan cepat dan penyimpanan memenuhi standar persyaratan, maka fillet dapat bertahan hingga 1 tahun. 

 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2017. Pengolahan Ikan Patin. Di download dari laman http://equatornusantara. blogspot. co.id/2017/06/pengolahan-ikan-patin.html

http://www.bibitikan.net/kebutuhan-fillet-ikan-patin-dalam-negri-masih-kurang-pasokan/

http://kelapkelipi.blogspot.co.id/2012/12/teknologi-pengolahan-ikan-patin.html


Sunday, June 14, 2020

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN



PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN


I.  PENDAHULUAN

Pengetahuan mengenai hama dan penaykit ikan sudah saatnya dimiliki oleh seorang pembudidaya.  Sebab bagaimana tidak, disaat kebahagian seorang pembudidaya tercipta melihat ikan-ikan yang dibudidayakannya tumbuh besar, dalam seketika menjadi duka dan kesedihan manakala serangan hama dan penyakit menimpa ikan yang dibudidayakannya.  Terlintas berapa kerugian yang akan dideritanya apabila hama dan penyakit itu tak bisa teratasi.  Maka dari itulah pengetahuan mengenai hama dan penyakit sudah menjadi hal yang penting untuk diketahui seorang pembudidaya ikan,
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.

Manusia memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan penyakit pada ikan di kolam budidaya, yaitu dengan cara memelihara keserasian interaksi antara tiga komponen tersebut. Umumnya wabah penyakit yang menyerang ikan di kolam disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan kolam.

Upaya memberantas penyakit ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya. Organisme parasiter dan kompetitor yang sering menimbulkan gangguan terhadap ikan diberantas dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Sedangkan organisme pemangsa ikan yang berhasil masuk ke kolam dapat diberantas dengan menangkapnya atau menggunakan peralatan tertentu.

II. HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Hama adalah organisme yang pada suatu waktu berada di lingkungan kolam dan merugikan usaha pemeliharaan udang dan ikan.
Macam-macam hama:

1. Pemangsa berupa serangga, ular, lingsang, burung dan lain-lain.

Hama pemangsa atau predator adalah organisme yang dapat memangsa ikan budidaya. Sebagai pemangsa, hama ini memangsa ikan sebagai makanannya, hama pemangsa dapat berupa ikan, katak, ular, biawak, burung dan beberapa jenis insekta. Hama ini juga cenderung buas dan mempunyai ukuran yang lebih besar daripada ikan yang dimangsa. Hama ini sangat merugikan petani ikan karena mampu menghabiskan sebagian besar ikan peliharaan. Pada saat dilakukan pemanenan total biasanya para petani kolam atau petambak sering mendapatkan sejumlah ikan predator sebagai pengganti ikan peliharaan yang mati dimangsa predator tersebut.

Selain ikan, hama predator yang sering dijumpai di kolam, tambak atau KJA adalah katak, ular, burung dan beberapa insekta. Burung umumnya memangsa ikan yang memiliki warna yang cerah. Kolam dan tambak yang jarang dikontrol sering mengalami serangan ular atau biawak, sedangkan kolam atau tambak yang selalu dikontrol kecil kemungkinan terjadi serangan ular.


Sedangkan beberapa jenis insekta yang merupakan jenis pemangsa ikan dan cukup berbahaya antara lain Notonecta spp, Cybister spp, Belostoma indicus dan kini-kini. Insecta dari jenis Notonecta spp merupakan insect berbahaya karena sering merusak telur maupun benih ikan dengan cara mengisap cairan isinya, hama ini agak sulit diberantas karena pada malam hari selalu terbang dari satu kolam ke kolam lainnya untuk mencari mangsa.

Hama berupa larva Cybister spp, memiliki rahang yang kuat untuk menjepit tubuh ikan yang masih kecil, dengan enzim yang terdapat pada rahangnya insekta ini melarutkan isi tubuh ikan mangsanya sehingga menjadi mudah dihisap.

Sedangkan hama dari jenis Belostoma indicus merupakan organism yang buas yang memiliki tubuh relative besar yaitu sekitar 10 – 12 cm. insekta ini sering menyerang ikan – ikan kecil dan dengan alat yang dimilikinya, ia mengisap seluruh cairan tubuh mangsanya. Sama seperti Notonecta spp insekta ini juga agak sulit dikendalikan karena pada malam hari selalu terbang dari satu kolam ke kolam lainnya atau dari satu tambak ke tambak lainnya untuk mencari mangsa.
Kini kini merupakan larva capung (Odonata) yang sering menyerang ikan-ikan kecil yang dipelihara di kolam atau di tambak. Larva capung ini biasanya akan tinggal pada tumbuh-tumbuhan air untuk menanti mangsanya yang akan diserangnya. Ikan yang diserang akan mati karena cairan tubuhnya habis diserap/dihisap oleh kini kini.

Pencegahan :
a. Semprot permukaan air dengan minyak tanah 1 ml/m2.
b. Kunjungan ke kolam sesering mungkin.
c. Sebar garam dapur/minyak tanah pada tanggul atas.
d. Tanam tumbuhan yang menyengat (kamijara, burus)

2. Hama pesaing pakan, ruang gerak dan lain-lain, berupa ikan liar dan tumbuhan air.

Hama penyaing atau competitor adalah hewan yang masuk ke dalam wadah budidaya dan bersifat menyaingi kehidupan ikan yang dibudidayakan. Persaingan tersebut dapat terjadi dalam mendapatkan pakan, jika hama tersebut memakan jenis pakan yang merupakan pakan utama bagi ikan budidaya. Persaingan juga dapat terjadi dalam hal ruang gerak, jika hama yang yang ada mencapai populasi yang besar, contohnya adalah ikan nila dan ikan mujair, sebab ikan ini dikenal sebagai ikan “tukang kawin” sehingga populasinya bertambah sangat cepat.

Bentuk kompetisi lain adalah dalam hal memperoleh oksigen, apalagi jika dalam wadah budidaya sangat padat , terutama pada malam hari pada saat kandungan oksigen menurun.
Pada sistem budidaya intensif, pengaruh penyaing terhadap hewan utama yang dipelihara sangat kecil atau tidak ada sama sekali , akan tetapi dalam system pemeliharaan ekstensif hal ini sering dijumpai. Beberapa diantara competitor ini ada yang mampu bertahan hidup dalam kondisi yang sangat ekstrim , misalnya ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan mujair (Oreochromis mosambica), lele (Clarias bathrachus), ikan gabus (Ophicephalus striata) atau jenis ikan lainnya yang mempunyai labirin. Ikan lele dan gabus juga bersifat predator. Organism competitor dapat menyebabkan ikan utama terganggu pertumbuhannya, tetapi jika terjadi kompetisi yang hebat seringkali ikan utama tidak mampu bertahan dan akhirnya mati.

3. Hama peracun berupa Algae; fitoflagelata, kodok dan lain-lain.

Pencegahan :
a. Pasang saringan berlapis pada pintu masuk
b. Seperti pemangsa butir a, b, dan c.

4. Hama pengganggu berupa gulma air, binatang dan lain-lain.

Pencegahan :
a. Semprot saponin/rotenon di sekeliling tanggul.
b. Brantas dengan brestan 60 ketika persiapan kolam.

5. Hama Perusak Wadah Budidaya dan Hama pengganggu

Hama perusak sarana adalah organism yang dapat menimbulkan kerusakan sarana budidaya, seperti kepiting yang menggali pematang kolam atau tambak, belut juga mampu menggali pematang kolam atau tambak. Ikan – ikan buas yang dapat merobek keramba jaring apung di laut.

Selain hama – hama tersebut diatas manusia juga termasuk hama apalagi jika manusia tersebut “bermetamorfosis” menjadi pencuri, pencuri termasuk hama pengganggu dan mendatangkan banyak kerugian bagi petani kolam, KJA maupun bagi petambak, sehingga keberadaannya sangat tidak dibutuhkan.
Ketiga kelompok atau klasifikasi hama tersebut diatas selain sebagai predator, penyaing dan perusak juga dapat membawa organism penyakit seperti virus, bakteri, parasit atau jamur. Ikan opeliharaan yang terluka akibat terserang pemangsa mudah stress dan bagian yang memar akan mudah atau terluka merupakan media yang potensial terjadinya serangan penyakit infeksi (akan dipelajari selanjutnya).

FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA HAMA
Hama yang pada dasarnya sangat tidak dibutuhkan dalam kegiatan budidaya dapat timbul karena lingkungan yang mendukung, dalam artian kondisi lingkungan yang tidak bersih seperti banyak rumput atau tumbuh-tumbuhan air yang dapat menjadi tempat bersarang atau tempat berlindung bagi hama.

Yang kedua proses persiapan lahan yang tidak sempurna sebagai contoh, pengeringan yang tidak berlangsung secara sempurna mengakibatkan masih banyak bibit – bibit hama yang terdapat di dalam wadah budidaya. Proses pemberantasan hama secara mekanis/manual tidak dapat mematikan semua hama yang ada di dalam wadah budidaya.

Yang ketiga adalah pintu masuknya air/inlet tidak dipasangi saringan sehingga hama masih bisa masuk ke dalam wadah budidaya. Dan yang terakhir adalah kondisi kualitas air yang sangat buruk bagi ikan utama yang dibudidayakan dan hama masih mampu hidup dalam kondisi yang ekstrem sekalipun. Yang utama harus kita perhatikan dalam hal ini adalah menjaga kondisi lingkungan dan kualitas air agar tetap optimum bagi kehidupan ikan yang dibudidayakan.



TEKNIK PENGENDALIAN HAMA IKAN

Untuk menanggulangi serangan hama lebih ditekankan pada system pengendalian hama terpadu, yaitu pemberantasan hama yang berhasil tetapi tidak mengakibatkan kerusakan ekosistem, termasuk hewan yang dibudidayakan, hewan ternak, manusia dan musuh alami yang mengkonsumsinya (hama). Dengan kata lain apabila masih ada cara lain yang dapat dilakukan dan ternyata memberikan hasil yang baik maka tidak perlu menggunakan obat-obatan, apalagi obat – obatan yang sifatnya anorganik. Pemberian obat – obatan yang sering menimbulkan masalah baru yang merugikan, misalnya terhadap bakteri nitrifikasi, terhadap pertumbuhan pakan alami atau menyebabkan lahirnya generasi penyakit yang tahan terhadap obat – obatan yang diberikan.

Oleh karena itu umumnya penanggulangan hama dilakukan secara mekanis atau fisik atau manual. Sebaiknya proses pemberantasan hama secara mekanis dilakukan sebelum penebaran benih, cara ini merupakan tindakan preventif (pencegahan), cara pencegahan model ini lebih menguntungkan karena tidak menimbulkan dampak yang merugikan pada lingkungan, mudah dan murah pelaksanaannya, tidak berpengaruh buruk pada usaha budidaya dan memberikan pengaruh yang cukup lama.

Tindakan pencegahan seperti menyiapkan kondisi kolam/tambak yang sempurna dengan pengolahan tanah yang baik, pengeringan yang memenuhi syarat, pengapuran dengan dosis yang sesuai dengan pH dan sifat tanah, mempertinggi peranan dan fungsi saluran, pintu air dan alat penyaringnya dalam kolam/tambak, akan memberikan andil yang sangat besar dalam usaha penanggulangan hama.

Apabila upaya pengendalian hama diatas belum memberikan hasil yang baik maka dilakukan upaya penanggulangan dengan mempergunakan pestisida alami (pestisida organic) secara langsung, yang bahan bakunya mudah diperoleh di sekeliling kita dan mudah diperoleh. Penggunaan obat – obatan an organic tidak dianjurkan sebab selain harganya yang relative mahal, daya racunnya dapat bertahan lama. Sehingga dikhawatirkan akan masuk ke dalam tubuh ikan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pakan alami, sehingga dapat mengganggu konsumen (manusia) baik cepat maupun lambat. Berikut ini adalah jenis – jenis pestisida organic yaitu Akar tuba (rotenon), tembakau (nicotine), biji teh (saponin). Jenis-jenis pestisida anorganik yaitu brestan-60, Chemfish 5 EC, Sodium Pentachlorphenate (PCA-NA) dll.

Parasit adalah organisme yang dalam memenuhi kebutuhan hidup menempel pada organisme lain (planlfton, ikan dan sebagainya).

Pencegahan parasit dapat dilakukan dengan mengacu kepada :
Kegiatan persiapan kolam, kegiatan pemupukan dan pengairan, kegiatan penebaran benih dan kegiatan pengelolaan kualitas air.

Macam parasit :
1. Virus dapat hidup pula pada benda mati.
Pencegahan dan pengendalian : menaikkan suhu air maksimal pada kisaran suhu pertumbuhan.

2. Bakteri, dapat hidup pada benda mati.
Pencegahan dan pengendalian :
a. Menjaga kandungan amoniak tidak melebihi batas.
b. Memperbaiki kualitas pakan.
c. Mengurangi kandungan bahan organik di kolam.

3. Jamur/Fungi
Pencegahan dan pengendalian: menaikkan pH air maksimal pada kisaran pertumbuhan

4. Protozoa
Pencegahan dan pengendalian : seperti pada bakteri dan jamur

5. Metazoa
Pencegahan dan pengendalian : menaikkan suhu air
a. pasang saringan berlapis pada pintu air masuk.
b. pergantian air yang kontinyu

 Penyakit adalah suatu keadaan yang menyebabkan salah satu fungsi organ ikan terganggu.
Kesalahan penanganan akan timbul bermacam penyakit seperti :
1. Penyakit non-infeksi tidak menular;
a. Stres diakibatkan terjadi pergoncangan lingkungan atau karena turunan;
b. Kurang gizi diakibatkan mutu pakan jelek.
c. Keracunan diakibatkan air tercemar, (perombakan) pakan alami, pakan jelek;
d. Cacat,diakibatkan faktor turunan.

2. Penyakit infeksi, sangat menular;
a. Penyakit bakterial, diakibatkan bakteri;
b. Penyakit parasiter, diakibatkan oleh jamur, protozoa, dan metazoa.


III.  PENUTUP

Hama dan penyakit ikan didalam pemeliharaan ikan merupakan momok bagi pembudidaya ikan.  Hampir dalam setiap pemeliharaan ikan akan timbul penyakit pada ikan, terutama pada masa pemeliharaan benih.
Dengan pengetahuan tentang hama dan penyakit mudah-mudahan bisa mengurangi kematian yang disebabkan oleh penyakit.


DAF'TAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Intensifikasi Usaha Ikan Gurameh di Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. Modul unit Pelaksanaan Teknis Pengembangan dan Kerjasama Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Krismantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Badan Penerbit Karya Bani. Jakarta.

Respati, H. dan Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Gurameh. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Pengendalian%20Hama%20dan%20Penyakit-.pdf