Sunday, June 14, 2020

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN



PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN


I.  PENDAHULUAN

Pengetahuan mengenai hama dan penaykit ikan sudah saatnya dimiliki oleh seorang pembudidaya.  Sebab bagaimana tidak, disaat kebahagian seorang pembudidaya tercipta melihat ikan-ikan yang dibudidayakannya tumbuh besar, dalam seketika menjadi duka dan kesedihan manakala serangan hama dan penyakit menimpa ikan yang dibudidayakannya.  Terlintas berapa kerugian yang akan dideritanya apabila hama dan penyakit itu tak bisa teratasi.  Maka dari itulah pengetahuan mengenai hama dan penyakit sudah menjadi hal yang penting untuk diketahui seorang pembudidaya ikan,
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.

Manusia memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan penyakit pada ikan di kolam budidaya, yaitu dengan cara memelihara keserasian interaksi antara tiga komponen tersebut. Umumnya wabah penyakit yang menyerang ikan di kolam disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan kolam.

Upaya memberantas penyakit ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya. Organisme parasiter dan kompetitor yang sering menimbulkan gangguan terhadap ikan diberantas dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Sedangkan organisme pemangsa ikan yang berhasil masuk ke kolam dapat diberantas dengan menangkapnya atau menggunakan peralatan tertentu.

II. HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Hama adalah organisme yang pada suatu waktu berada di lingkungan kolam dan merugikan usaha pemeliharaan udang dan ikan.
Macam-macam hama:

1. Pemangsa berupa serangga, ular, lingsang, burung dan lain-lain.

Hama pemangsa atau predator adalah organisme yang dapat memangsa ikan budidaya. Sebagai pemangsa, hama ini memangsa ikan sebagai makanannya, hama pemangsa dapat berupa ikan, katak, ular, biawak, burung dan beberapa jenis insekta. Hama ini juga cenderung buas dan mempunyai ukuran yang lebih besar daripada ikan yang dimangsa. Hama ini sangat merugikan petani ikan karena mampu menghabiskan sebagian besar ikan peliharaan. Pada saat dilakukan pemanenan total biasanya para petani kolam atau petambak sering mendapatkan sejumlah ikan predator sebagai pengganti ikan peliharaan yang mati dimangsa predator tersebut.

Selain ikan, hama predator yang sering dijumpai di kolam, tambak atau KJA adalah katak, ular, burung dan beberapa insekta. Burung umumnya memangsa ikan yang memiliki warna yang cerah. Kolam dan tambak yang jarang dikontrol sering mengalami serangan ular atau biawak, sedangkan kolam atau tambak yang selalu dikontrol kecil kemungkinan terjadi serangan ular.


Sedangkan beberapa jenis insekta yang merupakan jenis pemangsa ikan dan cukup berbahaya antara lain Notonecta spp, Cybister spp, Belostoma indicus dan kini-kini. Insecta dari jenis Notonecta spp merupakan insect berbahaya karena sering merusak telur maupun benih ikan dengan cara mengisap cairan isinya, hama ini agak sulit diberantas karena pada malam hari selalu terbang dari satu kolam ke kolam lainnya untuk mencari mangsa.

Hama berupa larva Cybister spp, memiliki rahang yang kuat untuk menjepit tubuh ikan yang masih kecil, dengan enzim yang terdapat pada rahangnya insekta ini melarutkan isi tubuh ikan mangsanya sehingga menjadi mudah dihisap.

Sedangkan hama dari jenis Belostoma indicus merupakan organism yang buas yang memiliki tubuh relative besar yaitu sekitar 10 – 12 cm. insekta ini sering menyerang ikan – ikan kecil dan dengan alat yang dimilikinya, ia mengisap seluruh cairan tubuh mangsanya. Sama seperti Notonecta spp insekta ini juga agak sulit dikendalikan karena pada malam hari selalu terbang dari satu kolam ke kolam lainnya atau dari satu tambak ke tambak lainnya untuk mencari mangsa.
Kini kini merupakan larva capung (Odonata) yang sering menyerang ikan-ikan kecil yang dipelihara di kolam atau di tambak. Larva capung ini biasanya akan tinggal pada tumbuh-tumbuhan air untuk menanti mangsanya yang akan diserangnya. Ikan yang diserang akan mati karena cairan tubuhnya habis diserap/dihisap oleh kini kini.

Pencegahan :
a. Semprot permukaan air dengan minyak tanah 1 ml/m2.
b. Kunjungan ke kolam sesering mungkin.
c. Sebar garam dapur/minyak tanah pada tanggul atas.
d. Tanam tumbuhan yang menyengat (kamijara, burus)

2. Hama pesaing pakan, ruang gerak dan lain-lain, berupa ikan liar dan tumbuhan air.

Hama penyaing atau competitor adalah hewan yang masuk ke dalam wadah budidaya dan bersifat menyaingi kehidupan ikan yang dibudidayakan. Persaingan tersebut dapat terjadi dalam mendapatkan pakan, jika hama tersebut memakan jenis pakan yang merupakan pakan utama bagi ikan budidaya. Persaingan juga dapat terjadi dalam hal ruang gerak, jika hama yang yang ada mencapai populasi yang besar, contohnya adalah ikan nila dan ikan mujair, sebab ikan ini dikenal sebagai ikan “tukang kawin” sehingga populasinya bertambah sangat cepat.

Bentuk kompetisi lain adalah dalam hal memperoleh oksigen, apalagi jika dalam wadah budidaya sangat padat , terutama pada malam hari pada saat kandungan oksigen menurun.
Pada sistem budidaya intensif, pengaruh penyaing terhadap hewan utama yang dipelihara sangat kecil atau tidak ada sama sekali , akan tetapi dalam system pemeliharaan ekstensif hal ini sering dijumpai. Beberapa diantara competitor ini ada yang mampu bertahan hidup dalam kondisi yang sangat ekstrim , misalnya ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan mujair (Oreochromis mosambica), lele (Clarias bathrachus), ikan gabus (Ophicephalus striata) atau jenis ikan lainnya yang mempunyai labirin. Ikan lele dan gabus juga bersifat predator. Organism competitor dapat menyebabkan ikan utama terganggu pertumbuhannya, tetapi jika terjadi kompetisi yang hebat seringkali ikan utama tidak mampu bertahan dan akhirnya mati.

3. Hama peracun berupa Algae; fitoflagelata, kodok dan lain-lain.

Pencegahan :
a. Pasang saringan berlapis pada pintu masuk
b. Seperti pemangsa butir a, b, dan c.

4. Hama pengganggu berupa gulma air, binatang dan lain-lain.

Pencegahan :
a. Semprot saponin/rotenon di sekeliling tanggul.
b. Brantas dengan brestan 60 ketika persiapan kolam.

5. Hama Perusak Wadah Budidaya dan Hama pengganggu

Hama perusak sarana adalah organism yang dapat menimbulkan kerusakan sarana budidaya, seperti kepiting yang menggali pematang kolam atau tambak, belut juga mampu menggali pematang kolam atau tambak. Ikan – ikan buas yang dapat merobek keramba jaring apung di laut.

Selain hama – hama tersebut diatas manusia juga termasuk hama apalagi jika manusia tersebut “bermetamorfosis” menjadi pencuri, pencuri termasuk hama pengganggu dan mendatangkan banyak kerugian bagi petani kolam, KJA maupun bagi petambak, sehingga keberadaannya sangat tidak dibutuhkan.
Ketiga kelompok atau klasifikasi hama tersebut diatas selain sebagai predator, penyaing dan perusak juga dapat membawa organism penyakit seperti virus, bakteri, parasit atau jamur. Ikan opeliharaan yang terluka akibat terserang pemangsa mudah stress dan bagian yang memar akan mudah atau terluka merupakan media yang potensial terjadinya serangan penyakit infeksi (akan dipelajari selanjutnya).

FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA HAMA
Hama yang pada dasarnya sangat tidak dibutuhkan dalam kegiatan budidaya dapat timbul karena lingkungan yang mendukung, dalam artian kondisi lingkungan yang tidak bersih seperti banyak rumput atau tumbuh-tumbuhan air yang dapat menjadi tempat bersarang atau tempat berlindung bagi hama.

Yang kedua proses persiapan lahan yang tidak sempurna sebagai contoh, pengeringan yang tidak berlangsung secara sempurna mengakibatkan masih banyak bibit – bibit hama yang terdapat di dalam wadah budidaya. Proses pemberantasan hama secara mekanis/manual tidak dapat mematikan semua hama yang ada di dalam wadah budidaya.

Yang ketiga adalah pintu masuknya air/inlet tidak dipasangi saringan sehingga hama masih bisa masuk ke dalam wadah budidaya. Dan yang terakhir adalah kondisi kualitas air yang sangat buruk bagi ikan utama yang dibudidayakan dan hama masih mampu hidup dalam kondisi yang ekstrem sekalipun. Yang utama harus kita perhatikan dalam hal ini adalah menjaga kondisi lingkungan dan kualitas air agar tetap optimum bagi kehidupan ikan yang dibudidayakan.



TEKNIK PENGENDALIAN HAMA IKAN

Untuk menanggulangi serangan hama lebih ditekankan pada system pengendalian hama terpadu, yaitu pemberantasan hama yang berhasil tetapi tidak mengakibatkan kerusakan ekosistem, termasuk hewan yang dibudidayakan, hewan ternak, manusia dan musuh alami yang mengkonsumsinya (hama). Dengan kata lain apabila masih ada cara lain yang dapat dilakukan dan ternyata memberikan hasil yang baik maka tidak perlu menggunakan obat-obatan, apalagi obat – obatan yang sifatnya anorganik. Pemberian obat – obatan yang sering menimbulkan masalah baru yang merugikan, misalnya terhadap bakteri nitrifikasi, terhadap pertumbuhan pakan alami atau menyebabkan lahirnya generasi penyakit yang tahan terhadap obat – obatan yang diberikan.

Oleh karena itu umumnya penanggulangan hama dilakukan secara mekanis atau fisik atau manual. Sebaiknya proses pemberantasan hama secara mekanis dilakukan sebelum penebaran benih, cara ini merupakan tindakan preventif (pencegahan), cara pencegahan model ini lebih menguntungkan karena tidak menimbulkan dampak yang merugikan pada lingkungan, mudah dan murah pelaksanaannya, tidak berpengaruh buruk pada usaha budidaya dan memberikan pengaruh yang cukup lama.

Tindakan pencegahan seperti menyiapkan kondisi kolam/tambak yang sempurna dengan pengolahan tanah yang baik, pengeringan yang memenuhi syarat, pengapuran dengan dosis yang sesuai dengan pH dan sifat tanah, mempertinggi peranan dan fungsi saluran, pintu air dan alat penyaringnya dalam kolam/tambak, akan memberikan andil yang sangat besar dalam usaha penanggulangan hama.

Apabila upaya pengendalian hama diatas belum memberikan hasil yang baik maka dilakukan upaya penanggulangan dengan mempergunakan pestisida alami (pestisida organic) secara langsung, yang bahan bakunya mudah diperoleh di sekeliling kita dan mudah diperoleh. Penggunaan obat – obatan an organic tidak dianjurkan sebab selain harganya yang relative mahal, daya racunnya dapat bertahan lama. Sehingga dikhawatirkan akan masuk ke dalam tubuh ikan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pakan alami, sehingga dapat mengganggu konsumen (manusia) baik cepat maupun lambat. Berikut ini adalah jenis – jenis pestisida organic yaitu Akar tuba (rotenon), tembakau (nicotine), biji teh (saponin). Jenis-jenis pestisida anorganik yaitu brestan-60, Chemfish 5 EC, Sodium Pentachlorphenate (PCA-NA) dll.

Parasit adalah organisme yang dalam memenuhi kebutuhan hidup menempel pada organisme lain (planlfton, ikan dan sebagainya).

Pencegahan parasit dapat dilakukan dengan mengacu kepada :
Kegiatan persiapan kolam, kegiatan pemupukan dan pengairan, kegiatan penebaran benih dan kegiatan pengelolaan kualitas air.

Macam parasit :
1. Virus dapat hidup pula pada benda mati.
Pencegahan dan pengendalian : menaikkan suhu air maksimal pada kisaran suhu pertumbuhan.

2. Bakteri, dapat hidup pada benda mati.
Pencegahan dan pengendalian :
a. Menjaga kandungan amoniak tidak melebihi batas.
b. Memperbaiki kualitas pakan.
c. Mengurangi kandungan bahan organik di kolam.

3. Jamur/Fungi
Pencegahan dan pengendalian: menaikkan pH air maksimal pada kisaran pertumbuhan

4. Protozoa
Pencegahan dan pengendalian : seperti pada bakteri dan jamur

5. Metazoa
Pencegahan dan pengendalian : menaikkan suhu air
a. pasang saringan berlapis pada pintu air masuk.
b. pergantian air yang kontinyu

 Penyakit adalah suatu keadaan yang menyebabkan salah satu fungsi organ ikan terganggu.
Kesalahan penanganan akan timbul bermacam penyakit seperti :
1. Penyakit non-infeksi tidak menular;
a. Stres diakibatkan terjadi pergoncangan lingkungan atau karena turunan;
b. Kurang gizi diakibatkan mutu pakan jelek.
c. Keracunan diakibatkan air tercemar, (perombakan) pakan alami, pakan jelek;
d. Cacat,diakibatkan faktor turunan.

2. Penyakit infeksi, sangat menular;
a. Penyakit bakterial, diakibatkan bakteri;
b. Penyakit parasiter, diakibatkan oleh jamur, protozoa, dan metazoa.


III.  PENUTUP

Hama dan penyakit ikan didalam pemeliharaan ikan merupakan momok bagi pembudidaya ikan.  Hampir dalam setiap pemeliharaan ikan akan timbul penyakit pada ikan, terutama pada masa pemeliharaan benih.
Dengan pengetahuan tentang hama dan penyakit mudah-mudahan bisa mengurangi kematian yang disebabkan oleh penyakit.


DAF'TAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Intensifikasi Usaha Ikan Gurameh di Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. Modul unit Pelaksanaan Teknis Pengembangan dan Kerjasama Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Krismantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Badan Penerbit Karya Bani. Jakarta.

Respati, H. dan Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Gurameh. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Pengendalian%20Hama%20dan%20Penyakit-.pdf

No comments:

Post a Comment