Saturday, December 17, 2022

BUDIDAYA IKAN NILA MENGGUNAKAN SISTEM BIOFLOK


 I. PENDAHULUHAN

Penggunaan teknologi bioflok dinilai menjadi salah satu cara budidaya ikan yang paling tepat untuk wilayah pemukiman.  Adanya keunggulan teknologi bioflok yang ramah lingkungan, terbukti dapat meminimalisir dampak polusi udara dan lingkungan bagi warga yang tinggal di sekitarnya.

Teknologi Bioflok adalah teknik untuk meningkatkan kualitas air dalam budidaya dengan menyeimbangkan karbon dan nitrogen dalam sistem akuakultur. Ini merupakan metode untuk mengontrol kualitas air secara berkelanjutan, dengan nilai tambah berupa ketersediaan protein mikroba sebagai sumber makanan. Dari proses ini, sistem bioflok menyediakan akuakultur berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek pembangunan lingkungan, sosial dan ekonomi.

Selain meningkatkan pertumbuhan bakteri heterotrofik, bioflok juga menyediakan protein bakteri ikan, mengurangi permintaan suplemen makanan, mengurangi biaya pakan hingga 30% untuk ikan yang dibudidayakan, dan juga mengurangi kadar nitrogen beracun dalam sistem dan limbah budidaya.

Kebutuhan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembuangan nutrien dan limbah organik adalah hal mendasar bagi akuakultur. Sistem bioflok muncul sebagai alternatif dari sistem konvensional untuk meminimalkan emisi efluen. Sistem  bioflok merupakan sistem yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, meminimalkan dampak lingkungan dari limbah organik dan pembuangan bahan organik, serta optimalisasi penggunaan air sebesar 90%.


Ikan Nila Bioflok

Sebagai komoditas yang yang banyak potensi dan permintaan, ikan nila juga merupakan salah satu jenis ikan yang dapat dikembangkan di dalam kolam bioflok. Malahan penggunaan kolam bioflok ini menjadi salah satu alternatif agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Maka dari itu, Jika Anda ingin mencoba membudidayakan ikan nila dengan sistem bioflok maka Anda harus memahami kualitas budidaya secara bioflok.

Ikan nila merupakan jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.

Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupun skala besar atau perusahaan.

Apa Itu Bioflok? 

Bioflok sendiri berasal dari kata bios yang artinya “kehidupan” dan flok “gumpalan”. Jadi bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing dll), yang tergabung dalam gumpalan (floc). Bioflok dapat terbentuk jika ada 4 komponen yaitu sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, bakteri pengurai dan ketersediaan oksigen.

 Terbentuknya bioflok terjadi melalui pengadukan bahan organik oleh aerasi supaya terlarut dalam kolam air untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobik (kondisi cukup oksigen) menempel pada partikel organik, menguraikan bahan organik (mengambil C-organik), selanjutnya menyerap mineral seperti ammonia, fosfat dan nutrient lain dalam air.

 Sehingga bakteri yang menguntungkan akan berkembang biak dengan baik. Bakteri-bakteri ini akan membentuk konsorsium dan terjadi pembentukan flok. Hasilnya kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi flok yang dapat dimakan oleh ikan.

Manfaat dan Keunggulan Budidaya Nila Bioflok 


  1. Survival rate 90 %, ikan lebih tahan hidup.
  2. FCR 1,03, artinya untuk menghasilkan 1kg ikan butuh 1,03 Kg pakan. ini karena kotoran diubah lagi menjadi pakan. Teknik lain FCR mencapai 1,5.
  3. Tebarannya 100 ekor / M3 artinya hanya butuh lahan sempit untuk memulai budidaya ikan. Ini bisa 10 kali lipat dari kolam biasa.
  4. Lebih cepat besar
  5. waktu peliharaan singkat, hanya 4-6 bulan
  6. Tidak perlu repot sering ganti air
  7. Tidak bau karena kotoran ikan didaur ulang untuk jadi pakan oleh bakteri baik
  8. Hasil panen dan keuntungan lebih banyak.
  9. Hemat pakan, karena penyerapan pakan lebih baik.
  10. Hemat lahan, karena padat tebar lebih banyak dan membutuhkan cahaya matahari yang minim
  11. Limbah dan kotoran lebih sedikit, sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.
  12. Kondisi air lebih sehat karena cukup oksigen, serta sisa pakan dan bahan organik lain dimanfaatkan sebagai hara pembentuk flok bakteri.

Cara Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok

Langkah budidaya ikan nila dengan system bioflok yang bisa Anda terapkan secara mudah dengan penjelasan berikut ini:

1. Pembuatan Bioflok

Cara membuat kolam bundar bioflok sebenarnya tidaklah sulit. Utamanya jika kolam yang Anda gunakan adalah kolam terpal.


Untuk itu, berikut ini adalah cara membuat kolam bundar bioflok:

  1. Potong besi anyaman dengan panjang yang disesuaikan dengan besaran kolam. Ukuran yang optimal untuk kolam bundar adalah kolam bundar berdiameter 2 m.
  2. Kaitkan antar besi anyaman menggunakan cincin besi.
  3. Ikat dengan kawat untuk mengunci besi anyaman yang sudah dirangkai. Kemudian bentuk hingga menyerupai bentuk lingkaran.
  4. Potong terpal sesuai ukuran dan bentuk kolam yang diinginkan.
  5. Jahit potongan terpal sesuai rangka kolam.
  6. Lanjutkan dengan mengelem/seal agar kolam tidak bocor.

Akan lebih praktis lagi jika dulur sekalian membeli kolam bundar yang full set sehingga tinggal merangkai saja. Ukuran kolampun bisa menyesuaikan luas lahan yang dimiliki.

Setelah konstruksi kolam selesai, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan beberapa peralatan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut:

2. Pemasangan Peralatan Bioflok

Pemasangan beberapa peralatan pada kolam bioflok inilah yang membedakan kolam bundar bioflok dan yang konvensional.

Dengan pemasangan beberapa peralatan sederhana ini, maka proses budidaya ikan menjadi lebih mudah, efektif dan efisien.

Berikut ini adalah beberapa peralatan yang perlu Anda pasang.

  1. Selang aerator.
  2. Filter saluran pemasukan
  3. Pipa pembuangan.
  4. Pompa.
  5. Blower 100 watt untuk 6 unit kolam bundar.

Alat-alat ini dipasang disetiap kolam, untuk mengetahui kekekuatan arus air, beserta kemampuan pengadukannya.

Dengan menggunakan alat-alat tersebut, arah pengadukannya dibuat melingkar. Sehingga endapan hanya terdapat dibagian tengan kolam.

Endapan yang terkumpul ditengah kolam tersebut terus diaduk, sehingga bahan-bahan organik yang terdapat didalamnya dapat terurai secara aerobik.

Sehingga oksigen terlarut (DO) dapat meningkat, sedangkan gas karbondioksida dapat terbuang sempurna.

Selain meningkatkan oksigen terlarut (DO) dan menurunkan karbondioksida (CO), penggunaan alat-alat tambahan ini juga dapat mengurangi penurunan pH dan alkalinitas air.

Serta menjaga flok untuk tetap tersuspensi didalam air.

Dengan begitu, bakteri baik dan ikan di dalam kolam dapat hidup dengan lebih nyaman, tidak stress dan angka kematian menjadi lebih rendah.

3. Persiapan Air Kolam Bioflok

Selain melakukan persiapan kolam bioflok, anda juga perlu melakukan persiapan air pada kolam bioflok secara tepat. Dengan menggunakan sistem bioflok, diharapkan perkembangan mikroba di dalam kolam dapat didominasi oleh bakteri menguntungkan.

Bahan Bioflok.

  • Garam kerosok 1kg/m3
  • Kapur Tohor (Ca Mg CO3) 50gr/m3
  • Molase tetes tebu 100ml/m3
  • Probiotik 10ml/m3



Masing masing  bahan dimasukkan ke ember berair, dicampur lalu dimasukkan ke dalam kolam. Lakukan ini secara bergantian, bukan semua dicampur jadi satu. campur garam krosok dengan air, lalu masukkan ke kolam, lanjut kapur tohor dan seterusnya.

Biarkan bioflok selama 10 hari, ini untuk merangsang bakteri baik hidup.

4. Padat Tebar Nila Bioflok

Pada tahapan tebar padat nila bioflok memang berbeda dengan nila yang dibudidayakan di kolam konvensional. Fungsional kolam bioflok yang memiliki instalasi, untuk mengubah penumpukan bahan organik berbahaya di dasar kolam menjadi makanan bagi bakteri pembentuk flok. Dengan begitu, padat tebar nila bioflok bisa lebih banyak dibandingkan dengan kolam nila konvensional.

  • Keuntungan lain penerapan sistem bioflok pada budidaya nila adalah nilai Feed Convertion Ratio (FCR) mencapai 1,03. Penjelasannya adalah 1,03 kg pakan dapat menghasilkan 1 kg ikan nila pada masa panen.
  • Selain itu, peningkatan padat tebar ikan 10 hingga 15 kali lipat dibanding sistem budidaya biasa. Pada budidaya biasa kepadatan ikan hanya 10 ekor/m3, sedangkan pada budidaya bioflok mencapai 100 hingga 150 ekor/m³.
  • Hal tersebut tentu meningkatkan produktivitas hingga 25-30 kg/m³ atau sekitar 12-15 kali lipat jika dibandingkan sistem konvensional yang hanya 2 kg/m³.

Ikan nila yang dipanen pun memiliki ukuran lebih besar dan gemuk karena pencernaan pakan yang lebih optimal. Struktur daging nila juga lebih baik dan banyak, serta minim kadar air.

5. Penebaran Benih Nila

Sebelum melakukan penebaran benih ikan nila, anda perlu tahu kriteria dalam memilih benih ikan nila untuk tujuan pembesaran yang tepat seperti :

  • Memilih benih nila dari pihak pembenihan ikan nila tersertifikasi. Sebab nila yang didapat umumnya menjual benih nila yang berkualitas
  • Memilih benih nila unggul yang tidak cacat, sehat dan bebas dari bibit penyakit.
  • Benih dengan warna mengkilat  dengan ukuran kurang lebih 12 cm.
  • Pastikan benih memiliki warna yang sama dan setiap bibit memiliki berat kurang lebih 30 gram.
  • Lebih bagus benih nila monosex (mayoritas berkelamin jantan).

Berikut adalah cara penebaran benih nila:

  • Pilih proses penebaran benih pada pagi hari atau sore hari.
  • Lakukan penyesuaian media (aklimatisasi) yang cukup agar benih nila tidak stress karena perbedaan kualitas media (air).
  • Penuhi ember/bak dengan air kolam dan tunggu lagi selama 5 menit, proses ini dilakukan agar ikan nila tidak stress.
  • Sebarkan benih dengan perlahan ke dalam kolam terpal.
  • Anda bisa menebar benih nila sebanyak-banyaknya di sebuah kolam, tetapi akan lebih baik jika kamu memberi batas maksimum 100 ikan untuk setiap kolam.

6. Pemberian Pakan Ikan Nila


Hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian pakan ikan nila adalah sebagai berikut :
  • Selama 4 hari pertama, lakukan pemberian pakan dengan dosis 1% bobot biomass per hari. Berikan pakan sedikit demi sedikit dan lihat respon makan ikan sekitar 5 – 10 menit. Bila ikan terlihat makan, berikan kembali.
  • Lakukan pemberian pakan pada pagi dan sore secara konsisten.
  • Dosis pakan sejak hari ke-5 hingga panen adalah 3% hingga 2% bobot biomas per hari.

Dalam pemberian makan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur.

7. Pemberian Probiotik Ikan Nila

Pemberian suplemen tambahan ke ikan nila dapat memberikan banyak manfaat untuk bubidaya ikan nila. Antara lain adalah memperbaiki kualitas air kolam, meningkatkan jumlah dan jenis plankton, menjadikan ikan nila lebih cepat besar, lebih sehat dan tahan terhadap serangan hama penyakit.

8. Cara Pemeliharaan Ikan Nila Bioflok

 a. Penggantian Air

Sistem budidaya menggunakan kolam bioflok berbeda dengan kolam atau aquarium pada umumnya. Air di kolam bioflok biasanya mudah kotor itu karena tidak diaduk secara terus menerus agar kandungan ammonia di air terlepas. Berikut tips agar kolam bioflok tidak mudah kotor :

  • Menambahkan probiotik kedalam wadah budidaya. Cara dan dosis pemberian probiotik kedalam wadah budidaya dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini.

  • Memastikan aerator menyala dengan baik untuk mengaduk kolam dan mensuplai oksigen.

 b. Pemantauan Hama dan Penyakit

Pada situasi normal penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.

Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pengolahan dasar kolam seperti melakukan pengeringan, pengapuran, dan pemupukan. Kemudian memasang filter atau saringan pada pintu masuk air, lakukan pemberantasan hama secara mekanis, dan mengurangi kepadatan ikan.

c. Panen Ikan Nila

Waktu yang diperlukan budidaya ikan nila bioflok mulai dari penebaran hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. umumnya pemanenan ikan nila selama 4 – 6 bulan. Ikan nila yang berusia 4 – 6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat bervariasi, antara 400 – 600 gram/ekor.



Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila tidak memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.


DAFTAR PUSTAKA

A, Fauzan Wahib. 2020. Teknologi Bioflok Dalam Perkembangan Akuakultur di Indonesia. Didownload dari laman https://digitani.ipb.ac.id/teknologi-bioflok-dalam-perkembangan-akuakultur-di-indonesia-2/. Diakses pada 21 Oktober 2022.

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi. 2020. Standar Prosedur Operasional Pembesaran Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok. Kementerian Kelautan Dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi

Casugiarto. 2022. Gampangnya Budidaya Bioflok Ikan Nila Keuntungan Selangit. Didownload dari laman https://erakini.com/budidaya-ikan-bioflok/. Diakses pada 21 Oktober 2022.

Fitri, Dyah Sunaring. 2022. Cara Budidaya Ikan Nila Menggunakan Sistem Bioflok Secara Lengkap. Didownload dari laman https://gdm.id/budidaya-ikan-nila-bioflok/. Diakses pada 21 Oktober 2022.

Kiswari. Dhona Indah. 2019.  Sistem teknologi Bioflok yang baik untuk Budidaya Perairan. Didownload dari laman https://mai.or.id/archives/2985. Diakses pada 21 Oktober 2022.

Mirzu. 2022. Keunggulan Sistem Bioflok, Budidaya Ikan Lele dan Nila yang Menguntungkan Peternak. Didownload dari laman https://nukilan.id/keunggulan-sistem-bioflok-budidaya-ikan-lele-dan-nila-yang-menguntungkan-peternak/. Diakses pada 21 Oktober 2022.

No comments:

Post a Comment