Sunday, August 23, 2020

MANFAAT PROBIOTIK DI BIDANG PERIKANAN

 


MANFAAT PROBIOTIK DI BIDANG PERIKANAN

I.  LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi budidaya perikanan pada satu sisi dapat meningkatkan produksi sektor perikanan, namun di sisi lain, dengan padat tebar yang tinggi serta pemberian pakan yang  berlebihan, menyebabkan pergeseran keseimbangan antara lingkungan, ikan yang dipelihara dan patogen penyebab penyakit. Pergeseran keseimbangan ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya terserang oleh penyakit.

Masalah serangan penyakit merupakan hal utama yang tidak boleh diabaikan, mulai dari sukses tidaknya pembudidaya dalam memilih benih yang akan pakai, apakah tahan atau bebas dari penyakit atau tidak, sampai pada pengelolaan lingkungan sebagai media perkembangan ikan yang  juga berpotensi jadi media berkembangnya penyakit. 

Kerugian yang disebabkan serangan penyakit bukan hanya kematian ikan yang dipelihara namun bisa berakibat final pada berhentinya usaha produksi.  Gangguan ini bila ditinjau dari segi ekonomi jelas sangat merugikan dalam usaha budidaya ikan yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Kerugian yang ditimbulkan akibat serangan suatu penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan yang lambat atau produksi benih menurun (bahkan bisa berhenti sama sekali). Ikan yang pernah terserang penyakit bisa menjadi sumber penyakit, yaitu menjadi agen (perantara) terhadap timbulnya penyakit baru sehingga dapat berakibat fatal bagi usaha budidaya ikan. Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan masih mengandalkan antiseptik, disinfektan sampai antibiotik, namun tingkat keberhasilannya sangat terbatas. Penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana telah meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan makanan dan kesehatan masyarakat, penggunaan antibiotik untuk pencegahan penyakit justru meningkatkan mikroba dan memacu resistensi pada beragam bakteri, sehingga untuk sejumlah kasus penyakit pengendaliannya lebih sulit dilakukan. 

Berdasarkan kekhawatiran ini perlu adanya sistem pengelolaan terhadap kesehatan biota yang dibudidayakan beserta lingkungannya antara lain dengan penggunaan vaksin, imunostimulan non spesifik ataupun penggunaan probiotik.


 II.  APA ITU PROBIOTIK

Secara umum Probiotik bisa diartikan dengan Pro kehidupan atau pendukung kehidupan. Jadi, probiotik itu fungsinya adalah untuk menunjang, mempertahankan, atau meningkatkan tingkat kehidupan makhluk dalam hal ini ikan.

Caranya, probiotik bekerja dengan menekan atau mentiadakan faktor-faktor tertentu yang membuat tingkat kehidupan suatu makhluk menjadi tidak kondusif, yang mengakibatkan mortalitas (kematian) sangat tinggi.

Probiotik dapat menghasilkan mikroba yang menguntungkan bagi ikan yang dibudidayakan. Mikroba itu antara lain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobacterium, dan beberapa kelompok Bacillus, dan Pseudomonas.

Aplikasi pemberian antibiotik dalam budidaya perikanan untuk mengendalikan infeksi mikro organisme pathogen perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Selain menggunakan antibiotic untuk mengatasi penyakit pada ikan, kita dapat pula menggunakan probiotik untuk mencegah berkembangnya penyakit pada ikan. Probiotik merupakan mikroorganisme yang mempunyai sifat menguntungkan bagi hewan inang, sehingga berperan menekan pertumbuhan populasi mikroorganisme pathogen (bakteri yang merugikan).

Bakteri probiotik yang umumnya digunakan adalah bakteri gram positif diantaranya adalah genus Lactobacillus. Bakteri lactobacillus sp. merupakan jenis bakteri yang menghasilkan asam laktat. Probiotik banyak digunakan dalam budidaya perikanan untuk tujuan memelihara dan memperbaiki kesehatan air yang secara tidak langsung akan meningkatkan kesehatan ikan peliharaan. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai probiotik tidak hanya berasal dari golongan bakteri (Bacillus,Thiobacillus) tetapi juga berasal dari golongan yeast (Sacharomices cerevicae) dan mikro-alga (Tetraselmis sp). 

Probiotik mampu mengubah keseimbangan mikro flora yang ada dalam saluran pencernaan. Probiotik bisa terdiri atas satu atau campuran (mix) beberapa kultur mikro organisme hidup. Probiotik merupakan makanan tambahan bagi hewan inang berupa sel mikro organisma (mikroba) atau sebagai pakan mikroskopik yang bertujuan memenangkan kompetisi dalam sistem saluran pencernaan ikan (hewan inang) dengan bakteri merugikan (pathogen). Kompetisi tersebut berlangsung dalam hal pemanfaatan nutrisi yang berasal dari hasil metabolisme pakan dan upaya penempatan ruang dalam saluran pencernaan untuk membentuk koloni.

III. PENTINGNYA PROBIOTIK

Berikut tiga faktor pentingnya probiotik pada budidaya perikanan :

1. Kondisi Lahan Budidaya yang Tidak Ideal

Kondisi tanah kolam yang dipakai secara terus menerus lama kelamaan kesuburannya menurun. Apalagi kalau tidak dikelola dengan baik tentu berdampak pada dasar tambak dan menimbulkan bakteri jahat yang bisa membuat ikan mudah terserang penyakit.

Probiotik dapat berperan menekan pertumbuhan bakteri patogen dan mempercepat degradasi bahan organik serta limbah.

 2. Kualitas Air yang Kurang Optimal

Timbunan bahan organik dari sisa pakan, pupuk organik, dan ekskresi ikan yang mengendap di dasar kolam dan tidak dibarengi dengan sistem pengelolaan air yang baik akan memacu penurunan kualitas air pada kolam, khususnya blooming alga yang dapat menyebabkan deplesi oksigen dan keracunan pada ikan.

Pemberian probiotik melalui lingkungan (air dan dasar kolam) bertujuan memperbaiki serta mempertahankan kualitas air dan dasar kolam, mengoksidasi senyawa organik sisa pakan, kotoran ikan, plankton dan organisme mati, menurunkan senyawa metabolit beracun (ammonia, nitirt , H2S) dan mempercepat pembentukan dan kestabilan plankton.

 3. Nafsu Makan Ikan yang Kurang Merata

Sering kali pembudidaya menemukan masalah terhadap pertumbuhan ikan yang tidak merata atau seragam, ini bisa disebabkan karena terdapat beberapa ikan yang nafsu makannya menurun diwaktu pertumbuhannya. Pakan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan untuk pertumbuhan ikan. 

Penyemprotan probiotik pada pakan berpengaruh pada kecepatan fermentasi pakan tersebut dalam saluran pencernaan, sehingga membantu proses pencernaan dan penyerapan sari makanan. Anda bisa mencampurkan pakan dengan bakteri probiotik yang sudah difermentasi untuk memacu menambah nafsu makan ikan tersebut.


Menurut sumber lainnya Peranan probiotik dalam budidaya perikanan adalah sebagai berikut : 

  1. Menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam saluran pencernaan dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang (tempat menempel) dan kesempatan mendapatkan nutrisi; 
  2. Menghasilkan senyawa anti mikroba yang secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen dan mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem pencernaan hewan inang; 
  3. Menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan yaitu meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang) dalam menghadapi serangan penyakit dengan cara meningkatkan kadar antibodi dan aktivitas makrofag, misalnya lipo polisakarida, glikan dan peptidoglikan; 
  4. Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat bagi hewan inang (yang diberikan probiotik) dan secara tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan. 


SUMBER PUSTAKA

Anonim. 2013. Peran Probiotik Dalam Budidaya Ikan. Di Download dari laman http://www.agrotekno.net/2013/09/peran-probiotik-dalam-budidaya-ikan.html

Anonim. 2016. Probiotik Pada Budidaya Perikanan. https://www.isw.co. id/single-post/2016/05/26/Probiotik-pada-Budidaya-Perikanan-1

Anonim. 2017. Peran Probiotik Dalam Budidaya Ikan. Di Download dari laman http://sahabatpetani.com/2017/11/16/peran-probiotik-dalam-budidaya-ikan/

Sri Astutik. 2018. Manfaat Dan Aplikasi Probiotik Di Bidang Perikanan. Di Download dari laman https://www.scribd.com/doc/115965180/ Manfaat-Dan-Aplikasi-Probiotik-Di-Bidang-Perikanan


PENGOLAHAN IKAN PATIN


PENGOLAHAN IKAN PATIN


 I. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki peluang untuk memasarkan ikan patin dalam bentuk olahan. Diversifikasi pengolahan ikan patin menjadi produk siap olah dan siap saji akan meningkatkan nilai tambah yang cukup berarti karena pasarnya cukup terbuka, sehingga permintaan produk ini meningkat secara berarti setiap tahunnya. Ikan patin dapat dimanfaatkan secara menyeluruh mulai dari kepala, daging, sirip, tulang, telur, isi perut, dan kulit.

 Ikan patin dapat dijadikan sebagai bahan industri dengan mengolahnya menjadi fillet. Hal ini dikarenakan Ikan patin memilki keunggulan tersendiri, antara lain tidak bersisik, durinya relatif sedikit dan dagingnya putih kemerahan serta mudah dikuliti sehingga relatif mudah dibuat fillet yang baik.

Fillet merupakan bahan setengah jadi dari daging ikan yang nantinya akan diolah menjadi makanan lain seperti abon, bakso, sosis, dan juga dapat digunakan untuk fortifikasi berbagai aneka produk olahan.Sebagian besar ikan patin dipasarkan dalam bentuk fillet beku dan produk olahan lainnya.  Pasar ikan patin selama ini masih dikuasai Vietnam dengan ekspor dalam bentuk fillet dan produk olahan berbasis surimi. Selain dipasarkan dalam bentuk fillet, ikan patin sangat cocok untuk diolah menjadi berbagai macam produk berbasis surimi yang trend pasarnya semakin meningkat. 

Aneka produk yang berbasis surimi seperti fish cake, jelly fish, udang tiruan, crab tiruan, bakso, nugget, dan lain-lain yang tersedia pada space frozen food supermarket masih diimpor dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Berkembangnya budidaya ikan patin di Vietnam, diikuti dengan pesatnya perkembangan industri pengolahan ikan seperti industri surimi dan produk berbasis surimi di negara tersebut. Surimi merupakan produk setengah jadi, berupa daging lumat yang dibersihkan dan mengalami pencucian berulang-ulang sehingga sebagian besar, bau, darah, lemak, dan pigmen hilang. Dari surimi tersebut kemudian dapat diolah menjadi berbagai macam produk.

 

Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan fillet :

  1. Dapat digunakan langsung untuk pengolahan produk-produk makanan seperti bakso, sosis, kamaboko, burger dan lain-lain.
  2. Tidak berbau, bebas tulang dan duri, sehingga produk-produk olahannya mudah dikonsumsi oleh berbagai tingkat usia.
  3. Suplai dan harganya relatif stabil karena fillet dapat disimpan lama dan ini memudahkan perencanaan olahannya.
  4. Biaya penyimpanan, distribusi dan transportasi lebih murah, karena fillet merupakan bagian ikan yang bermanfaat saja.
  5. Menghemat waktu dan tenaga kerja karena penanganannya lebih mudah.
  6. Masalah pembuangan limbah yang relatif lebih mudah diatasi.

II. KANDUNGAN GIZI

Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan bahan pangan dengan kandungan protein tinggi. Kandungan protein ikan patin pada 159 gr fillet ikan patin adalah sebesar 24,7 gr.

Nilai protein daging patin juga tergolong tinggi, mencapai 14,53%, kandungan gizi lainnya adalah lemak 1,03%, abu 0,74%, dan air 82,22%.

Manfaat ikan patin bagi kesehatan ditandai dengan adanya kandungan yang lemak lebih rendah dibandingkan ikan jenis lain, terutama dua asam lemak sensial DHA yaitu sekitar 4,74% dan EPA sekitar 0,31%. Kedua jenis omega-3 asam lemak ini biasanya dihasilkan dari jenis ikan yang hidup di air dingin seperti ikan salmon, ikan tuna, dan ikan sarden. Kadar lemak total yang terkandung dalam daging ikan patin adalah sebesar 2,55% sampaii dengan 3,42%, dimana asam lemak tak jenuhnya adalah diatas 50%. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh tunggal yang paling bayak terkandung di dalam daging ikan patin yaitu sebesar 8,43%.

Jika dilihat dari rendahnya kadar kolestrol yang terkandung dalam daging ikan patin (21-39 mg/100 gram) maka manfaat ikan patin bermanfaat untuk menurunkan besarnya kadar kolestrol LDL yang terkandung di dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular atau jantung koroner.


III. PENANGANAN BAHAN BAKU


Seperti kita ketahui ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (membusuk). Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan ditangkap dan didaratkan sudah akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Karena itu agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya. 

Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Usaha dalam melaksanakan pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya, ikan yang baru ditangkap dapat dipertahankan kesegarannya dengan cara didinginkan atau dibekukan, atau dapat pula diolah menjadi produk setengah jadi seperti dalam pembuatan ikan pindang dan sebagainya.

Ikan dan hasil perikanan lain merupakan bahan pangan yang mudah membusuk, proses pengolahan yang dilakukan bertujuan untuk menghambat atau menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme perusak atau enzim-enzim yang dapat menyebabkan kemunduran mutu ikan.  

Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan dari pembusukan atau kerusakan. Pembusukan terjadi akibat perubahan yang disebabkan oleh mikroorganisme dan perubahan-perubahan lain yang sifatnya merugikan.

Pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.  Ikan patin sebagai bahan baku olahan daging patin termasuk jenis pangan yang mudah rusak, maka proses penyimpanan dengan suhu rendah merupakan cara yang paling tepat.

Kesegaran ikan patin sebagai bahan baku utama perlu dijaga dengan cara menggunakan pola penanganan rantai dingin. Ikan patin jika disimpan pada suhu 0°C dapat bertahan sampai 16 hari, pada suhu 10°C sampai enam hari dan pada suhu 20°C dapat bertahan sampai dua hari.

Untuk mempertahankan mutu ikan agar tetap segar paling mudah dan murah dengan menggunakan es, adapun wadah yang digunakan dapat menggunakan tong, oblong, drum, atau cold box. 

Untuk mendapatkan hasil produk yang mempunyai kesegaran yang baik, perlu diperhatikan Beberapa hal pada pengerjaan pengesan, antara lain:

1. Banyaknya es yang digunakan 

Jumlah es yang diberikan harus sebanding dengan jumlah ikan yang ada. Karena jika jumlah es lebih sedikit, maka es tersebut tidak mampu menurunkan suhu ikan hingga maksimal. Pada prinsipnya es yang digunakan harus mampu menurunkan suhu ikan hingga 0°C.Perbandingan yang paling ideal antara es dengan ikan adalah 1:1, dan keadaan tersebut harus selalu dijaga.

2. Lamanya pemberian es 

Lamanya pemberian es tergantung dari waktu yang digunakan untuk menyimpan atau menempatkan patin tersebut di dalam wadah. Karena es akan terus mencair sehingga perhitungan waktu, wadah yang digunakan, suhu udara sekelilingnya perlu diperhitungkan.

3. Cara menambahkan es 

Penggunaan es dalam bentuk bongkahan, balok, pecahan, curah, semuanya dapat dianjurkan. Bentuk es curah lebih efektif dalam mendinginkan.

IV. FILLET IKAN PATIN


Fillet merupakan bahan setengah jadi dari daging ikan yang akan diolah lagi menjadi makanan lain seperti abon, bakso, sosis, dan juga dapat digunakan untuk fortifikasi berbagai aneka produk olahan. Secara teknis, proses pengolahan ikan patin menjadi fillet tidak sulit.prinsip dasarnya adalah daging ikan diambil, dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak diinginkan (tulang, sisik, kulit, dan lain-lain), dicuci, dan dibekukan.Selanjutnya fillet dapat langsung diolah menjadi produk olahan lain.

Peralatan yang digunakan pada pembuatan fillet ikan patin antara lain adalah pisau, talenan, baskom, plastik HDPE, nampan, freezer, sarung tangan plastik, masker, timbangan,sealler, cool box, discating set, pinset, kain lap dan label.

 

Tahapan proses yang dibutuhkan dalam pengolahan fillet patin ada;ah sebagai berikut :

  1. Mematikan ikan dengan cara memasukkan ikan ke dalam es sehingga pada saat ikan mati, darah akan terkonsentrasi di sepanjang tulang belakang ikan patin.
  2. Mematikan ikan dengan cara menusuk dibagian medula oblongata dengan maksud agar ikan mati lebih cepat.
  3. Lakukan penimbangan untuk mengetahui berat bahan baku yang digunakan untuk perhitungan randemen.
  4. Memotong pangkal ekor untuk membuang darah ikan patin.
  5. Mencuci ikan yang telah dipotong bagian ekornya dengan menggunakan air dingin untuk membuang sisa-sisa darah hasil pemotongan ekor.
  6. Membuat fillet dengan membelah bagian ujung ekor bagian bawah hingga bagian kepala sehingga daging terlepas dari tulang dan kepala.
  7. Fillet dibuang kulitnya dengan cara menarik kulit secara perlahan-lahan sambil menekan bagian daging di bawah kulit.
  8. Bersihkan sisa-sisa tulang yang masih melekat pada fillet dengan cara menarik dengan menggunakan pinset, buang juga sirip yang masih menempel pada daging dengan menggunakan disceting set.
  9. Mencuci fillet yang telah selesai dengan menggunakan air dingin sehingga tidak ada sisa-sisa darah yang menempel.
  10. Menimbang fillet yang telah dicuci untuk menghitung randemen fillet yang dihasilkan dan menentukan berat fillet yang akan dijual.
  11. Melakukan packing dengan cara memasukkan fillet ke dalam plastik HDPE (plastik tahan suhu rendah) kemudian tutup rapat menggunakan sealler.
  12. Menyusun fillet yang telah dikemas ke dalam nampan pembekuan.
  13. Membekukan fillet yang telah dimasukkan ke nampan pembekuan dengan menggunakan freezer pada suhu -18 - 20ÂșC agar fillet dapat bertahan hingga 3 bulan atau lebih, tanpa banyak mengalami perubahan sifat fungsionalnya. Apabila proses pengolahan berjalan benar, pembekuan berjalan cepat dan penyimpanan memenuhi standar persyaratan, maka fillet dapat bertahan hingga 1 tahun. 

 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2017. Pengolahan Ikan Patin. Di download dari laman http://equatornusantara. blogspot. co.id/2017/06/pengolahan-ikan-patin.html

http://www.bibitikan.net/kebutuhan-fillet-ikan-patin-dalam-negri-masih-kurang-pasokan/

http://kelapkelipi.blogspot.co.id/2012/12/teknologi-pengolahan-ikan-patin.html