Tuesday, December 7, 2021

TEKNIK PENGANGKUTAN IKAN




I. PENDAHULUAN

    Pengangkutan ikan merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam rantai pemasaran produk perikanan. Mengingat lokasi pembenihan/budidaya tidak selalu ada disekitar lokasi tujuan pasar, maka diperlukan pengangkutan dengan teknik yang baik dan benar.

Gambar 1. Pengangkutan Ikan dan Benih Ikan

    Pengangkutan dimaksud untuk memindahkan ikan dengan jumlah sebanyak-banyaknya, hidup dan sehat sampai tujuan. Alat transportasi jarak jauh digunakan: kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut ataupun pesawat terbang. Pesawat terbang merupakan sarana transportasi ikan jarak jauh yang paling cepat, khususnya untuk induk, telur atau benih kecil dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.

    Transportasi ikan hidup melibatkan pemindahan ikan jumlah banyak dalam volume air yang sedikit. Selama pengangkutan, ikan menjadi stres, terluka, kena penyakit, akibat penanganan dan perlakuan, pemasaran sehingga akibat yang paling jelek mengalami kematian. Prinsip pengangkutan adalah persiapan, pengepakan, perlakuan dan pengangkutan. Untuk menjamin keberhasilan pengangkutan ikan adalah menekan aktivitas metabolisme ikan, menambah oksigen dan membuang gas-gas beracun.

   Faktor-faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah: berat ikan, aktivitas ikan dan suhu lingkungan. Semakin besar ikan, semakin tinggi mengkonsumsi oksigen per jam. Meskipun per satuan berat tubuh ikan, ukuran ikan lebih kecil mengkonsumsi oksigen lebih banyak dan pada ikan besar. Ikan yang aktip berenang mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan diam (istirahat). Ikan yang hidup di air suhu tinggi memiliki laju konsumsi oksigen lebih besar.

   Dari uraian di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
  •  Jenis ikan, ukuran ikan, dan kepadatan ikan yang akan memengaruhi sarana pengangkutan.
  •  Kemasan Pengangkutan. Perhatikan kemasan pengangkut, tertutup atau terbuka.
  •  Jarak tempuh yang akan dilalui serta transportasi yang digunakan dan sistem kemasan.
  •  Suhu selama peroses perjalanan. Suhu harus dipertahankan, tingkat konsistensi mendekati suhu normal karena ketika terjadi perubahan suhu pada saat proses perjalanan akan membuat ikan stres. Untuk menjaga agar suhu tetap stabil, dapat menggunakan pecahan es batu yang diberikan di sekitar media.

II. PENANGANAN IKAN SEBELUM PENGANGKUTAN


A. Proses Penampungan

    Selama atau setelah pemanenan, ikan hasil tangkapan harus ditampung beberapa waktu sampai ikan dikirim ke akhir tujuan. Selama penampungan dapat dilakukan sortasi dan grading ukuran. Penampungan dapat untuk waktu yang pendek (provisional storing) atau waktu yang lama (prolonged storage). 

   Provisional storing sering dilakukan pada waktu sedang dilakukan panenan, ikan ditampung, kemudian ikan disortasi. Selanjutnya ikan dipaking dan segera dikirim ke tujuan akhir, misalnya benih ke kolam-kolam pemeliharaan atau penebaran di lokasi dekat atau ikan konsumsi yang segera akan diolah. 

   Penampungan lama dilakukan selama 2-3 hari atau Iebih diawali dengan sorting dan grading. Penanganan harus dilakukan dengan hati-hati agar ikan tidak stres, terluka dan terserang penyakit. Keberhasilan penampungan ikan hidup dipengaruhi pula oleh teknik penangkapan selama pemanen.

    Ikan harus ditempatkan dalam kondisi yang baik. Kualitas daging ikan dapat meningkat. Ikan-ikan yang sebelumnya dipelihara dalam kolam yang berlumpur atau dengan pemberian pupuk organik atau pakan berupa Iimbah diperlukan penampungan untuk menghilangkan bau lumpur, Iendir dan parasit yang mungkin menempel. Dengan penampungan yang baik selama beberapa waktu (2 jam) akan meningkatkan kualitas dagingnya, namun penurunan berat harus seminim mungkin.

    Penampungan biasanya dilakukan dengen menempatkan ikan dalam tempat penampungan dengan air yang mengalir untuk menjamin kecukupan oksigen. Aliran air tidak boleh terlalu berlebihan untuk menekan ikan berusaha berenang yang akan mengeluarkan enerji, sehingga dapat mengurangi beratnya. Apabila penampungan hanya sebentar, ikan tidak perlu diberi pakan. Penampungan ikan harus terlindung. Penampungan ikan harus ditempatkan di dekat tempat tinggal atau rumah agar mudah pengawasan. Hal ini dimaksud untuk menghindari musuh-musuh alami ikan dan pencurian.


Gambar 2. Penampungan Sementara Benih Ikan Sebelum Pengangkutan

B. Teknik Penampungan

1) Kantong jaring

    Kantong jaring yang dipasang di kolam atau saluran air dapat digunakan untuk penampungan selama penangkapan ikan dilakukan. Ukuran mata jaring tergantung pada ukuran ikan yang akan ditampung. Benih larva ukuran sekitar 0,6-0,9 cm dengan hapa ukuran lubang 2-3 cm, benih ukuran 3-5 cm dengan waring ukuran lubang 0,4-0,5 cm dan ikan lebih besar 10 cm menggunakan jaring polyetheline ukuran lubang 0,75 inci (2 cm). Jaring dipasang ditempatkan dekat pintu air masuk kolam agar mendapatkan air yang segar dan bersih. Kantong jaring ukuran 2-4 m x 1-4 m dan tinggi 0,8 m lebih cocok digunakan bila dibanding kantong berukuran besar.

b) Keramba jaring

   Keramba jaring dibuat dengan kerangka besi atau kayu dan kisi-kisinya dilapisi jaring. Benih ukuran 3-5 cm dengan waring ukuran lubang 0,4-0,5 cm dan ikan lebih besar 10 cm menggunakan jaring polyetheline ukuran lubang 1 inci. Ikan-ikan lunak seperti karper dan lele dapat ditampung dalam keramba kecil. Ikan-ikan tersebut tahan terhadap kandungan oksigen relatif rendah dan kepadatan tinggi. Karper tidak besirip keras dan duri keras lele tidak tegang, sehingga dalam keadaan padat tidak merusak ikan lainnya.

c) Bak/Kolam permanen

   Bak/kolam permanen berukuran panjang 2-6 m, lebar 1-2 m dan tinggi 1 m sangat tepat untuk penampungan ikan dalam jangka waktu relatif lama. Dinding bak dibuat halus agar tidak melukai ikan. Aliran air cukup dan level air mudah diatur dan pengurasan total dapat dilakukan dengan cepat. Oleh karena itu pintu air pembuangan dibuat model monik dengan pintu berupa beberapa papan yang dipasang pada sekat. Untuk lebih mudah pengangkatan ikan dan penampungan bisa dilapisi jaring, sehingga air tidak perlu harus dibuang total. Apabila ikan harus diberi pakan, dengan ransum 1% berat total per hari. Namun sehari sebelum diangkut, pemberian pakan harus dihentikan.

C. Kuantitas Ikan Penampungan

    Jumlah ikan yang ditampung bervariasi tergantung pada spesies, ukuran ikan, aliran air, kandungan oksigen dan suhu air. Keadaan demikian sangat sulit untuk menentukan jumlah ikan yang tepat yang harus ditampung dalam wadah yang berbeda. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa pada penampungan benih sementara selama penangkapan lebih mudah dilihat dan gejala-gejala yang timbul. 
    Apapun alat penampungan yang digunakan : tangki/ember besar ataupun jaring yang ditempatkan pada saringan, apabila ikan sudah berloncat-loncat menunjukkan tidak boleh ditambah lagi jumlahnya dan segera dipindah ke tempat/kolam yang lebih longgar dan airnya mengalir.
    Tangki volume 150 liter dengan suplai air 0,5 liter per detik dan aerasi cukup dan suhu 10°C dapat menampung selama beberapa minggu untuk ikan trout : 8-12 kg ikan ukuran 200-300 gram/ekor, 6-8 kg ukuran 100 gram, 1000 ekor ukuran 8-10 cm. Menurut Schaperclaus (1933) dalam Huet (1972) tiap meter kubik tangki dapat digunakan untuk menyimpan 150 kg ukuran 300-400 gram/ekor.


III. JENIS DAN TEKNIK PENGANGKUTAN IKAN


A. Jenis Pengangkutan

    Pengangkutan ikan hidup pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengangkutan sistem basah dan pemngangkutan sistem kering.
 
1) Pengangkutan Sistem Basah

    Disebut basah karena menggunakan air sebagai media pengangkutan. Jenis pengangkutan ini terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :

a. Sistem Terbuka

    Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka atau tertutup tetapi secara terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. 

    Biasanya sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan yang tidak lama. Berat ikan yang aman diangkut dalam sistem ini tergantung dari efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies ikan.


Gambar 3. Pengangkutan Ikan Sistem Terbuka

b. Sistem Tertutup

    Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan. Wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.

    Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan. 



Gambar 4. Pengangkutan Ikan Sistem Tertutup


2) Pengangkuitan Sistem Kering (Semi Basah)

    Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunkan adalah bukan air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya makin besar.

    Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas biologis ikan  (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunakan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.
    
    Pada kemasan tanpa air, suhu diatur sedemikian rupa sehingga kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, karena pada taraf tersebut, oksigen yang dikonsumsi ikan sangat sedikit sekedar untuk mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, pada saat ikan dalam keadaan tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga melalui lapisan inilah oksigen masih diserap.

    Pada pengangkutan kering diperlukan media pengisi sebagai pengganti air. Bahan pengisi yang dimaksud dalam pengangkutan ikan hidup adalah bahan yang dapat ditempatkan diantara ikan hidup dalam kemasan untuk menahan ikan dalam posisinya. Selanjutnya disebutkan bahwa bahan pengisi memiliki fungsi antara lain mampu manahan ikan agar tidak bergeser dalam kemasan, menjaga lingkungan suhu rendah agar ikan tetap hidup serta memberi lingkungan udara dan kelembaban memadai untuk kelangsungan hidupnya.

    Media pengisi yang sering digunakan dalam pengemasan adalah serbuk gergaji, serutan kayu, serta kertas koran atau bahan karung goni. Namun penggunaan karung goni sudah tidak digunakan karena hasilnya kurang baik. Jenis serbuk gergaji atau serutan kayu yang digunakan tidak spesifik, tergantung bahan yang tersedia. Dari bahan pengisi yaitu sekam padi, serbuk gergaji, dan rumput laut.

    Metode pengangkutan ikan hidup dapat dilakukan dengan :

1)  Jerigen dan drum. Ikan konsumsi lele dan kaper dimasukkan ke dalam jerigen atau drum terbuka dengan air cukup membasahi diangkut dan produsen ke pendagang pengecer dan warung-warung. Pengangkutan dilakukan pada malam han dan bertujuan untuk menjaga kesegaran.


Gambar 5. Jirigen Wadah Pengangkutan Ikan 

2)  Keranjang “brokoh” atau jerigen. Benih ikan gurameh, lele, karper dan ikan lain yang relatif tahan dimasukkan ke wadah berisi air dalam kepadatan tertentu, diangkut dan dipasarkan, sewaktu-waktu air diganti.

3)  Drum atau tangki (disuplai pengudaraan). Metode ini drum atau tangki terbuka yang dapat dipasang dan dilepas dari kendaraan pengangkut. Ikan hidup dimasukkan dalam wadah dan pengudaraan dihembuskan melalui agitasi permukaaan, gelembung-gelembung udara lewat pipa udara pada dasar atau dan pemompaan air keluar dan kembali ke wadah.


Gambar 6. Drum Wadah Pengangkutan Ikan 

4) Tangki tertutup (suplai oksigen murni). Metode ini cukup populer pada pembudidaya ikan. Gelembung-gelembung oksigen murni dikeluarkan dari pipa-pipa plastik halus ke dalam air dalam tangki yang berisi ikan angkutan. Meskipun metode ini cukup mahal, tetapi kerusakan mekanis dapat dihindarkan.
5)  Kantong plastik. Pengangkutan ikan dengan kantong plastik adalah paling luas digunakan. Kantong plastik sepertiga bagian dilsi air dan ikan. Oksigen ditambahkan dan tabung untuk mengisi duapertiga bagian kantong dan diikat dengan karet.


Gambar 7. Kantong Plastik Wadah Pengangkutan Ikan 

    Sementara itu. alat pengangkutan yang digunakan juga bervariasi mulai dari kayu, fiberglas, aluminium sampai logam yang dilapisi anti karat. Berbagai tipe unit pengangkutan secara komersial tersedia. Ukuran dan bentuk wadah berbeda-beda, tetapi metode penggantian oksigen agak stadar, yaitu menggunakan: agitator, blower, tekanan gas oksigen dan cairan oksigen.

    Kondisi utama untuk menjamin pengangkutan berhasil adalah menjaga ketersediaan oksigen yang cukup, aktivitas gerak dan metabolisme rendah. Ini tidak selalu mudah dengan memperlakukan jumlah ikan yang banyak dalam volume air yang sedikit. Cara yang terbaik adalah dengan mempertahankan suhu air tetap rendah, mengosongkan isi perut atau memuasakan dan melemaskan ikan sebelum pengangkutan.

    Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengangkutan ikan hidup adalah:
  • Spesies ikan. Kebutuhan oksigen ikan sangat bervariasi tergantung dengan spesiesnya.
  • Umur dan ukuran ikan. Individu ikan ukuran besar melakukan pernafasan Iebih banyak daripada ukuran ikan kecil. Namun dalam berat yang sama, berisi ikan dengan ukuran kecil membutuhkan konsumsi oksigen Iebih besar daripada ikan berukuran besar.
  • Ketahanan ikan. Ikan-ikan yang diberi pakan buatan Iebih peka daripada ikan yang mendapatkan makanan secara alamiah. Ikan yang sedang masa pemijahan (kawin) kurang tahan terhadap transportasi.
  • Suhu air. Pengangkutan harus dilaksanakan menggunakan air yang bersuhu rendah. Pada kondisi tersebut kandungan oksigen rendah dan aktivitas pernafasan ikan ambat.
  • Lama waktu pengankutan. Waktu pengangkutan yang pendek dapat meningkatkan kepadatan ikan yang diangkut.
  • Kendaraan pengangkut dan lamanya berhenti. Kendaraan pengangkut yang Iebih cepat dan mudah serta pendek behentinya memberi kesempatan Iebih berhasil. Alat angkut harus disiapkan dengan matang. Jadwal pemberangkatan alat angkut (transportasi) umum harus diketahui dan perubahannya harus dimonitor.
  • Keadaan wadah penangkutan. Wadah yang dibuat dari kayu relatif Iebih tahan dan lama dalam menyerap panas daripada besi. Meskipun untuk besi dapat diinsulasi untuk menghentikan perambatan panas.
  • Kondisi klimat/cuaca. Kondisi cuaca berpengaruh terhadap suhu wadah dan juga kandungan oksigen. Pengangkutan harus dilaksanakan dalam kondisi suhu yang serendah-rendahnya. Dalam keadaan cuaca yang panas, pengangkutan dilaksanakan pada malam atau pagi hari.

B. Teknik Pengangkutan

1) Hibernasi

   Penurunan suhu tubuh ikan hidup ke arah batas terendah akan menurunkan kecepatan metabolismenya dan ikan akan mengalami hibernasi (penghentian aktivitas). Hibernasi mempunyai beberapa keuntungan: wadah pengangkutan tidak perlu besar karena ikan tidak aktif berenang, kematian ikan karena tekanan fisik maupun stres akibat vibrasi (getaran), kebisingan dan sinar tidak ada, tidak terjadi penurunan berat dan ikan tidak menghasilkan faeses karena ikan tidak butuh makan.

    Teknologi pengangkutan hidup menggunakan kondisi hibernasi banyak diterapkan untuk udang kuruma (Penaeus japonicus) dan spesies ikan (Anonim 1991). Tiap spesies ikan membutuhkan suhu hibernasi yang berbeda. Faktor lain yang mempengaruhi suhu hibernasi adalah.1tempat asal dan musim. Hibernasi ikan seabream dapat bertahan hidup selama kira-kira 40 han, bergerak selama 3 bulan. Kepiting dan famili Atelecydidae yang dihibernasi masih dapat bergerak-gerak (hidup) selama 5-6 bulan.

    Ikan ditampung hidup dalam bak atau keramba dan diberi pakan pelet dengan jumlah 1-2% berat ikan. Pengangkutan menggunakan wadah styrofoam, diisi air dan es dengan perbandingan air dan es adalah 3 dan 1. Kemudian ikan dimasukan ke dalam wadah yang sudah berisi es dan air. Tambahkan 300 gram es kering ke dalam air untuk rnempercepat mabuk (terbius). Setelah ikan tidak berdaya, diambil secara individual dan dibungkus dengan kertas, masukkan ke dalam styrofoam dan tutup dengan serbuk gergaji yang telah didinginkan 10-12 °C. Wadah styrofoam yang berisi ikan disimpan dalam dingin untuk menghindari kenaikan suhu dan dapat diangkut I - 3 jam.

2)   Pengangkutan dengan kantong plastik
    Benih ikan hidup ukuran larva, kebul maupun yuwana (fingerling) biasa diangkut menggunakan kantong plastik berisi air beroksigen. 

    Seperempat bagian plastik diisi air dan ikan, tiga perempat lainnya diisi oksigen kemudian diikat. Apabila perjalanan jauh, kantong dimasukkan ke dalam kotak styrofoam, sehingga ikan tidak terganggu oleh kebisingan, getaran, sinar (bayangan) serta suhu lingkungan.
    Sebelum diangkut ikan sudah dikondisi dengan baik agar ikan tidak stres, laju metabolismenya lambat dan konsumsi oksigennya rendah. Laju metabolisme yang lambat akan mengurangi ekskresi ikan berupa amontak dan karbondioksida serta konsumsinya terhadap oksigen. Konsumsi oksigen juga dapat ditekan dengan peningkatan umur dan ukuran berat tubuh ikan. Penurunan suhu air dan pemberokan (pemuasaan) ikan dilakukan sebelum diangkut. Pemuasaan membuat metabolisme ikan turun sehingga ikan menjadi kurang aktif dan juga buangannya berkurang. Obat anaestasi juga dipakai selama pengangkutan.
Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering.


IV. PANDUAN PENGANGKUTAN IKAN 


Berikut panduan pengangkutan berdasarkan jenis ikan.

Nila: pengangkutan nila sebaiknya menggunakan kemasan plastik tertutup. Untuk ukuran ikan 3—5 cm kepadatannya hanya 100 ekor, ikan berukuran 5—8 cm kepadatannya hanya 60 ekor, dan ikan berukuran 8—12 cm kepadatannya hanya 300 ekor.

Lele: pengangkutan lele dapat menggunakan kemasan kantong plastik dengan sistem tertutup atau menggunakan jerigen dengan sistem terbuka. Ikan lele berukuran 8—12 cm kepadatannya hanya 250—350 ekor dalam satu wadah.

Patin: pengangkutan ikan patin dapat menggunakan kantong plastik dengan sistem kemasan tertutup atau dengan drum 200 liter yang dilengkapi oksigen dengan sistem terbuka. Ikan patin berukuran 2—3 cm dapat diangkut dengan kemasan kantong plastik sebanyak 2.000 ekor saja, sedangkan yang menggunakan drum 200 liter dapat diangkut sebanyak 15.000—20.000 ekor.

Belut: pengangkutan belut dapat menggunakan jerigen atau wadah plastik dengan sistem kemasan terbuka. Untuk semua ukuran belut, bisa diangkut dengan kepadatan mencapai 2/3—3/4 dari volume jerigen atau wadah plastik.

Lobster air tawar: pengangkutan lobster air tawar yang berukuran 1—2 cm dengan kepadatan 500—1.000 ekor dapat menggunakan wadah kantong plastik dengan sistem kemasan tertutup. 

V. PENUTUP 


    Pengangkutan ikan merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam rantai pemasaran produk perikanan. Mengingat lokasi pembenihan/budidaya tidak selalu ada disekitar lokasi tujuan pasar, maka diperlukan pengangkutan dengan teknik yang baik dan benar.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan meliputi jenis ikan, ukuran ikan, dan kepadatan ikan, kemasan Pengangkutan, jarak tempuh, dan suhu.

    Selama atau setelah pemanenan, ikan hasil tangkapan harus ditampung beberapa waktu sampai ikan dikirim ke akhir tujuan. Selama penampungan dapat dilakukan sortasi dan grading ukuran. Penampungan dapat untuk waktu yang pendek (provisional storing) atau waktu yang lama (prolonged storage). 

  Jenis Pengangkutan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengangkutan sistem basah dan pemngangkutan sistem kering. Sementara teknik pengangkutan dapat menggunakan cara Hibernasi dan cara pengangkutan dengan kantong plastic.

DAFTAR PUSTAKA


Minapoli. 2020. Ternyata Begini Pengangkutan Ikan yang Benar. Didownload dari laman https://www.minapoli.com/info/ternyata-begini-pengangkutan-ikan-yang-benar

Supriatna, Aan. 2014. Cara Pengangkutan Ikan Hidup. Didownload dari laman https://www.lalaukan.com/2014/05/cara-pengangkutan-ikan-hidup.html

Suhono, Lego.,dkk. 2019. Mengangkut Ikan Hidup.  Didownload dari laman http://www.pusdik.kkp.go.id/elearning/index.php/modul/read/190116-120404uraian-c-materi


























































Saturday, November 13, 2021

Pembenihan Ikan Koi



I. PENDAHULUAN


Ikan Koi merupakan salah satu jenis ikan hias yang secara genetik masih satu famili dengan ikan Mas yang sama-sama tergolong dalam family Cyprinidae. Karena ikan koi merupakan ikan hias tentunya mempunyai keindahan warna pada kulitnya dan berbeda dengan ikan mas yang tidak banyak corak warna pada kulit.

Gambar 1. Ikan Koi

Di Indonesia ikan jenis ini tergolong banyak penggemarnya terbukti disetiap toko yang kita jumpai terdapat ikan ini, tidak hanya sampai disitu ikan ini juga dapat dijadikan sebagai ikan konsumsi dan ikan kontes bahkan sebagian kolam pancing menggunakan ikan ini menjadi ikan jekpot.

Nenek moyang ikan Koi adalah ikan Mas yang berasal dari Asia Timur, ikan Koi di temukan pada zaman Dinasti China pada tahun 265 SM di China. Sejalan dengan pertumbuhan zaman, ikan Koi sudah menyebar keseluruhan dunia termasuk Indonesia.

Pada zaman sekarang ini ikan Koi menjadi primadona, karna keindahan kulit badannya. Warnanya yang bermacam-macam menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemarnya.

Klasifikasi Ikan Koi (Cyprinus carpio) yaitu sebagai berikut:
Ordo            : Ostariophysi
Sub             : Cyprinoidae
Famili          : Cyprinidae
Sub Famili   : Cyprinidae
Genus          : Cyprinus
Spesies        :   Cyprinus carpio



II. PEMBENIHAN IKAN KOI

1. PERSIAPAN

A.1 Air dan Tempat

Layaknya kita tahu air dan tempat adalah media mutlak untuk budidaya ikan apapun karenanya perlu disiapkan air yang bersih serta steril di dalam bak pemijahan yang telah kita siapkan yakni: bak semen ukuran 2,5 x 3 m dengan ketinggian bak minimal 50 cm, dan di isi air minimal 25 cm yang sudah di endapkan 1 malam, dan bila memungkinkan diaerasi.

Sebenarnya, ikan koi mudah beradaptasi dan bisa tinggal di manapun, semisal kolam dari tanah, kolam beton, dan akuarium.

Namun, kamu harus menghindari menempatkan ikan koi dalam kolam yang terbuat dari terpal. Idealnya, ikan koi tinggal dalam kolam plesteran seukuran 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.

Kolam juga harus terkena sorot sinar matahari agar ikan koi sehat. Selain itu, kamu tidak bisa memasukkan induk ikan koi begitu kolam selesai dibuat. Kamu harus menunggu semen kolam kering, barulah masukkan air ke dalam kolam tersebut.

Setelah mengendapkan air selama 24 jam, baru kamu bisa memasukkan ikan koi ke dalam kolam tersebut. Untuk menghilangkan bau semen saat kolam baru dibuat, taruhlah pelepah pisang di kolam tersebut.


Gambar 2. Media Pemijahan

A.2 Tempat penempel telur(Subtrat)
            
Tempat/Media penempel telur ikan Koi yang paling peraktis adalah Enceng Gondok (Eichornia Crassipes). Sebelum di pakai sebagai Subtrat, terlebih dahulu akar enceng gondok di sucihamakan, untuk membersihkan enceng gondok dari bakteri ataupun hama.


Gambar 3. Enceng Gondok


2. SELEKSI INDUK
            
Induk sangat menentukan kualitas larva karna induk yang akan dipijahkan haruslah sehat,cukup umur dan sudah matang Gonad. Seleksi indukan baiknya dilakukan pada pagi hari.

Ciri-ciri umum indukan ikan koi berkualitas adalah sebagai berikut :
  1.  Umur indukan jantan dan betina yang dikawinkan matang, setidaknya menginjak 2 tahun;
  2.  Jenis ikan koi yang dikawinkan harus sama;
  3.  Bentuk tubuh ideal, yaitu memiliki lekukan dan jika dilihat dari atas seperti torpedo;
  4.  Ikan koi berenang secara tenang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat;
  5.  Ikan berwarna cerah dan kontras;
  6.  Di dalam kolam, gerak ikan gesit dan tidak banyak diam.
Ciri yang lebih spesifik berdasarkan jenis kelamin indukan adalah sebagai berikut :

A. Induk Jantan

Dilihat dari bentuk fisik biasanya bentuk badan induk jantan lebih ramping dan lebih panjang. Ciri jantan yang matang Gonad bila bagian perut bawah diurut ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih susu.

B. Induk Betina

Induk Betina biasanya badan lebih pendek dilihat nampak lebih tegap dan besar di bagian perut, dan yang sudah masak Gonad biasanya bila bagian perut bawah di urut akan keluar cairan berwarna kuning bening, namun jika hanya kita raba bagian perut lembek serta lubang genital nampak kemerah – merahan.



Gambar 4. Induk Ikan Koi

3. PROSES PEMIJAHAN 

Cara memijahkan atau cara mengawinkan ikan koi sebenarnya tidak sulit, tetapi kamu harus memperhatikan detail langkahnya. 
  1. Pertama, siapkan induk jantan sekira 3-5 ekor. Tujuannya adalah berjaga-jaga jika ada induk jantan yang tidak sehat. 
  2. Kemudian masukkanlah induk betina terlebih dulu ke dalam kolam, sekira pukul 16.00. 
  3. Sekira 3-5 jam setelah memasukan induk betina, masukkanlah induk jantan. 
  4. Biasanya, proses perkawinan terjadi pada tengah malam. 
Gambar 5. Proses Pemijahan Ikan Koi
 
Telur nantinya akan menempel pada kakaban pada pagi hari. Setelah proses perkawinan, pisahkan induk dari kolam tersebut agar telur selamat dan tidak dimangsa induk sendiri.


4. PEMELIHARAAN  TELUR IKAN

Ikan Koi tergolong ikan air tawar yang tidak memelihara telur-telurnya, karenanya sesudah sistem pemijahan selesai dan telur-telur telah terlihat menempel pada substrat, induk ikan Koi diangkat atau dikeluarkan supaya induk ikan tidak memakan telurnya sendiri.


Gambar 6. Telur Ikan Koi

Telur-telur ikan Koi akan menetas setelah lebih dari 48 jam. Berikut hal yang harus kamu perhatikan saat penetasan telur ikan koi :
  1. Pastikan suhu air tetap terjaga antara 27-30 derajat Celcius.
  2. Jika suhu terlalu dingin, larva akan lama menetas. Sebaliknya, jika suhu terlalu panas, larva malah akan membusuk.
  3. Kakaban harus terendam air agar telur menetas secara baik.
  4. Telur akan menetas dalam waktu sekira 48 jam.
  5. Jangan langsung memberi makan karena larva masih memiliki cadangan makanan untuk    bertahan 3-5 hari.
  6. Setelah 5 hari, berilah pakan hidup, semisal kutu air yang telah disaring.
  7. Jika ikan koi sudah sepanjang 1,5 cm, berikanlah pakan cacing sutra.

5. PEMELIHARAAN  LARVA

Anak ikan yang baru menetas disebut larva, larva harus dipelihara dengan baik dan benar sesuai kebutuhannya. Kita semua tahu banyak sekali pembudidaya pemula yang gagal dalam menangani larva, semua terjadi karna kurang memahami apa kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan Larva agar tetap hidup sehat kita harus perhatikan :

  • AIR (Suhu dan PH nya) = (Suhu air 25 – 30º - PH air ± 7)
  • MAKANAN  (makanan harus diberikan tepat waktu). 
  • HAMA (Hama harus dibasmi tepat sasaran).

URAIAN

1. Air 
        Kualitas air sangat menentukan dalam pertumbuhan larva
  • Suhu air yang baik adalah = 25 – 30º 
  • PH air yang baik adalah = ± 7
2. Makanan larva

Larva yang baru menetas tidak harus di beri makan, pada hari berikutnya baru di beri makan berupa kuning telur yang sudah di rebus atau kutu air yang di saring sampai beberapa hari. Jika ikan koi sudah cukup besar, kamu bisa memberikan pakan kutu air yang tidak disaring, cacing sutra, dan artemia.
Selanjutnya anak ikan (Larva) di lepas di kolam  pendederan.

3. Penanggulangan hama pada larva

Di tempat pemijahan larva yang baru menetas masih sangat rentang dengan hama, untuk menanggulanginya cukup dengan menyiramkan minyak tanah ke kolam hingga rata permukaan air kolam.


6. PEMISAHAN IKAN KOI

Setelah ikan mulai membesar, pindahkanlah ke kolam yang terpisah dari larva dan anak ikan koi. Kamu bisa memindahkan seekor ikan koi ke kolam ikan koi dewasa ketika umurnya sudah tiga bulan. Salah satu cara ternak ikan koi agar berhasil adalah membatasi jumlah ikan koi dalam satu kolam. Jangan karena ingin mendapat untung yang banyak, kamu memaksakan banyak ikan berkumpul di satu kolam.
        
Dalam kolam seukuran 3 x 4 meter dengan kedalaman 60 cm, hanya boleh diisi maksimal oleh 250 ekor ikan koi. Jika jumlah ikan koi terlalu banyak, bukannya untung, pertumbuhannya malah akan terhambat.

7. MENJAGA KUALITAS AIR KOLAM

Untuk menjaga kualitas ikan koi, kamu juga harus menjaga kualitas air kolam. Selain memastikan sirkulasi air berjalan baik, kamu harus memperhatikan agar kolam tidak keruh.

Kolam bisa keruh karena kotoran yang dikeluarkan ikan koi di dalam kolam. Kamu juga harus mengganti 10% air kolam seminggu sekali. Hal yang perlu kamu ingat adalah jangan sampai mengganti seluruh air dalam kolam, karena ikan akan memerlukan waktu adaptasi. Pergantian air secara keseluruhan dapat membuat ikan koi stres.
        
Selain itu, kamu juga perlu ingat bahwa kondisi air dapat memengaruhi warna ikan koi sebanyak 20 %. Warna ikan nantinya akan memengaruhi kualitas dan harga pasaran ikan.

Langkah budidaya ikan koi yang terakhir adalah menjaga kadar keasaman kolam. Tingkat keasaman kolam yang baik untuk ikan koi adalah pada level 6,5 sampai 8,5. Selain itu, jika menggunakan kolam dari semen, gunakanlah pelepah pisang untuk melapisi permukaan semen. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan bau semen yang dapat membuat ikan koi mabuk.

Biasanya, agar seekor ikan koi bisa dipanen atau dibeli, kita harus menunggu hingga ikan berumur tiga sampai lima bulan.



III. PENUTUP


Ikan koi sebenarnya bukan jenis ikan baru di Indonesia. hanya saja waktu itu koi kalah populer bila dibandingkan dengan mas koki. Keduanya masih merupakan kerabat karena termasuk dalam famili Cyprinidae. Koi (Cyprinus carpio) berkumis sedangkan mas koki asli bentuknya mirip koi hanya saja tanpa kumis, yaitu Carassius auratus.

Namun dengan perkembangan zaman sekarang ini ikan Koi berkembang dengan pesat, karena sebagian besar petani ikan dan juga para hobiis yang ada di Indonesia sudah benyak yang membudidayakan. Hal ini dikarenakan budidaya ikan Koi mudah dilakukan dan mempunyai harga jual yang tinggi.
        
Meski sekarang koi sudah populer, tapi tidak semua hobiis paham akan ikan cantik ini sebab tidak jarang mereka terkecoh dengan ikan mas lauk yang berwarna. Memang repot, karena antara ikan mas lauk dengan ikan Koi kedua-duanya dari spesies Cyprinus carpio. Dan mungkin tidak bisa terlalu disalahkan benar apabila para hobiis (terutama pemula) menganggap bahwa koi adalah ikan mas lauk yang berwarna.

Saturday, August 28, 2021

Budidaya Ikan Sistem Akuponik

 



I. PENDAHULUAN


Pandemi Covid 19 telah berdampak pada sejumlah lini kehidupan manusia. Sebut saja  sektor  pangan  misalnya, jika tidak dilakukan langkah mitigasi secara dini, tidak menutup kemungkinan akan berdampak serius diwaktu yang akan datang.

Menghadapi efek pandemi yang tidak bisa dipandang sebelah mata, masyarakat perlu mempersiapkan diri apabila suatu saat dituntut untuk bisa memproduksi pangan secara mandiri.

Sistem akuaponik merupakan salah satu sistem budidaya yang mengkombinasikan dua jenis budidaya yaitu budidaya ikan (akuakultur) dan budidaya tanaman (agrikultur) dalam satu sistem. Dengan sistem ini masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizi dari ikan dan tanaman sayuran dengan hanya memanfaatkan lahan pekarangan.

Akuaponik merupakan salah satu sistem pertanian  yang memadukan budidaya perikanaan dan budidaya  tanaman khususnya sayuran tanpa  media tanah (hidroponik).  Sistem ini banyak  digunakan masyarakat perkotaan  untuk menghemat lahan dengan mendapatkan dua manfaat sekaligus. Dengan memilih berakuaponik, maka kita akan dapat memanen 2 hasil sekaligus dalam satu waktu  yaitu ikan dan sayuran segar.

Penelitian akuaponik telah dimulai sejak tahun 1971, namun mulai berkembang pada tahun 1980-an. Akuaponik berasal dari suku kata aquakultur dan hidroponik. Aquakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah, jadi akuaponik adalah sistem pertanian yang memanfaatkan kotoran ikan sebagai sebagai nutrisi bagi tanaman dan memanfaatkan tanaman sebagai pengendali kualitas air bagi ikan.

Uniknya, sistem ini memungkinkan untuk dilakukannya budidaya tanaman serta ikan secara bersamaan, dalam satu tempat dan satu waktu. Mengapa ikan diperbolehkan digabung bersama tanaman dalam satu media? Karena nantinya ikan akan mengeluarkan kotoran berupa nutrisi yang akan diserap oleh tanaman secara langsung. Sementara itu, ikan mendapatkan air yang telah dimurnikan oleh tanaman.


Dalam sistem akuaponik, suplay nutrisi  berasal dari kotoran ikan  yang dipelihara dalam kolam. Teknik ini memungkinkan  siklus Nitrogen terjadi, dimana kolam ikan akan  menghasilkan kandungan  amoniak  yang tinggi, pompa  pada sistem  akan mengalirkan amoniak pada tanaman dan bakteri akan mengubah amoniak  menjadi Nitrogen yang baik untuk tanaman.  Sayuran  akan mengekstrak nitrogen  dari air, membuat  air tersebut aman untuk  dikembalikan kembali ke dalam kolam. Siklus ini  terjadi berulang, dimana ikan yang  menyediakan nutrisi dasar untuk bakteri, bakteri  yang akan menyediakan nutrisi untuk tanaman, dan tanaman bertindak  sebagai biofilter agar air kembali ke kolam ikan dengan bersih. Bertani dengan sistem akuaponik ini perlu disiapkan pakan ikan dan benih sayuran.

Sistem perkebunan akuaponik memiliki banyak manfaat bila dibandingkan dengan sistem pertanian tradisional. Beberapa manfaat budidaya sistem akuponik adalah berikut ini:

  1. Hemat air karena menggunakan 90% lebih sedikit air daripada budidaya tanaman berbasis tanah.
  2. Mampu menghasilkan sayuran, buah, atau ikan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk tujuan komersial yang menghasilkan keuntungan.
  3. Sayuran dan ikan yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan bebas dari bahan kimia atau residu pupuk anorganik, maupun pestisida kimia. Jadi, media tanam ataupun budidaya akuaponik dapat disebut sebagai media tanam organik. Ikan pun tidak memerlukan antibiotik.
  4. Akuaponik menghemat lahan secara efisien dan tidak memerlukan banyak tempat karena sayuran dan ikan yang dibudidayakan dapat disatukan pada satu tempat atau lokasi.
  5. Akuaponik juga dapat ditempatkan dalam ruangan. Dengan penggunaan pencahayaan dalam ruangan, tanaman Anda dapat tumbuh sepanjang tahun.
  6. Meminimalkan limbah air.
  7. Selain untuk aplikasi komersial, akuaponik telah menjadi tempat pembelajaran yang populer bagi masyarakat maupun siswa-siswa kejuruan perikanan tentang biosistem terpadu.
  8. Populasi tanaman organik yang dapat ditanam 10 kali lipat lebih banyak. Dengan akuaponik tanaman dapat ditanam dengan kerapatan tinggi dengan sistem terapung di atas air.
  9. Pemeliharaan yang mudah, tidak memerlukan penyiangan, terbebas dari hama tanah dan tidak memerlukan penyiraman.

II.  KOMPONEN AKUAPONIK




Setiap sistem akuaponik mencakup komponen dasar agar  bekerja secara optimal. Ada 7 komponen dasar akuaponik yang perlu Anda ketahui.


1. Ikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan hanya mengambil 40% – 50% gizi dari makanan yang dimakan. Kotoran ikan mengandung sisa-sisa makanan yang masih mengandung nutrisi dan dipercaya mampu menjadi pupuk alami yang dapat menyuburkan tanaman.
Dalam akuaponik, sirkulasi dilakukan pada air kolam ikan untuk mengalirkan air yang mengandung kotoran ikan ke arah filter. Kemudian filter menyaring dan mengubah kotoran ikan dan aliran air akan menuju tanaman.

2. Tanaman
Akuaponik tidak memanfaatkan air tanah untuk mendapatkan nutrisi. Zat gizi yang diperlukan oleh tanaman didapatkan di air, yang dialirkan dari kolam menuju akar tanaman.

3. Bakteri atau siklus nitrogen
Siklus nitrogen pada sistem akuaponik adalah perubahan zat amonia dari kotoran ikan, menjadi zat nitrit yang kemudian dimanfaatkan tanaman sebagai nutrisi tumbuh. Perubahan ini dibantu oleh adanya filter pada instalasi akuaponik.
Terdapat dua jenis filter yang paling umum digunakan, yaitu biofilter dan filter mekanis. Teknik biofilter dilakukan dengan menggunakan bakteri. Agar bakteri dapat berkembang biak dengan baik, dibutuhkan media tumbuh kembang bakteri dan perkembangan bakteri membutuhkan waktu sekitar 1 – 3 minggu. Lalu contoh biofilter adalah bioball.
Sementara itu, filter mekanis dilakukan untuk menyaring kotoran ikan yang bersifat padat agar air menjadi bersih. Salah satu filter mekanis adalah japanese mat.

4. Tangki
Sebagian orang menggunakan tangki akuaponik secara vertikal, namun ada juga yang mengaturnya horizontal. Hal ini tergantung pada ruang atau lahan
yang tersedia. Salah satu hal yang juga penting dipertimbangkan adalah tersedia cukup air untuk ikan, karena semakin banyak air akan semakin baik, sehingga ikan memiliki ruang untuk berenang dengan nyaman.

5. Pompa
Sistem akuaponik membutuhkan aerator untuk menyediakan oksigen bagi ikan dan pompa untuk mengirimkan air dari tangki ikan ke sistem filtrasi. Pilih pompa yang tahan lama, karena biasanya pompa akuaponik menyala dalam 24 jam.

6. Media tanam
Media tanam yang digunakan untuk akuaponik adalah batu kerikil atau batu sungai, rockwool, sekam, dan hidrogel. Di antara beberapa media tanam ini, hidrogel termasuk media tanam yang ramah lingkungan karena dapat terurai dan membusuk serta memiliki Ph betral yang baik untuk perkembangan tanaman.

7. Cahaya
Faktor pencahayaan juga penting. Posisikan akuaponik Anda di area yang sering mendapatkan sinar matahari alami.



III.  JENIS TANAMAN DAN IKAN AKUAPONIK


Tanaman yang dapat tumbuh secara akuaponik adalah tanaman sayuran sebagai berikut :

1. Kangkung
Tanaman sayuran ini tumbuh secara alami di rawa-rawa dan juga sawah bertanah basah.



Oleh sebab itu, kangkung sangat cocok untuk ditanam di akuaponik. Anda bisa panen hanya dalam waktu satu bulan saja.

2. Selada
Selada punya sifat yang mirip dengan kangkung, yaitu mudah tumbuh di media air.


 
Tak heran jika banyak orang yang memilih sayuran satu ini untuk ditanam dengan metode akuaponik. Anda bisa panen selada dalam kurun waktu satu bulan setelah masa tanam.

3. Cabai. 
Harga cabai bisa menyentuh angka Rp 100.000 per kilogram pada waktu-waktu tertentu. Untuk mencegah pengeluaran yang membengkak sebaiknya Anda punya tanaman cabai sendiri di rumah. Dengan metode akuaponik, Anda bisa mulai memanen cabai sejak umurnya mencapai 80 hari.
Untuk jenis ikan yang cocok dengan sistem akuaponik  ini  adalah  jenis  ikan  lele, patin dan 
nila. Ketiga jenis ikan ini terbukti memiliki tingkat survival rate yang cukup tinggi, bagus pertumbuhannya dan masa pemeliharaan yang tidak terlalu lama.



Lele (Clarias Scopoli) merupakan jenis ikan yang bersifat karnivora, hidup pada air kolam dengan suhu 20-30C, pH 6.5-8, waktu panen 2-3 bulan. 
Patin (Pangasius) merupakan jenis ikan yang bersifat karnivora Omnivora, hidup pada air kolam dengan suhu 25-30C, pH 7-8, waktu panen 4-5 bulan.
Nila/Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus) Hidup pada air kolam dengan suhu 25-30C, pH 7-8, waktu panen 4-6 bulan.

IV.  ALAT DAN BAHAN MEMBUAT AKUPONIK


Untuk melakukan budidaya akuaponik tidak memerlukan alat yang mahal, tetapi kita dapat menggunakan barang-barang yang ada di sekitar kita. Adapun alat yang digunakan dalam budidaya akuaponik yaitu :
1. Pompa aquarium   

                                   
2. Gabus filter bekas akuarium


3. Paralon  


4. Sumbu kompor


5. Botol/gelas bekas air mineral             


6. Sekam/batu



V.  LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT AKUPONIK


Langkah-langkah yang ditempuh untuk bisa membuat sistem budidaya akuaponik adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan kolam yang telah disi dengan ikan

2. Pembuatan wadah untuk tanaman
Untuk menaruh tanaman, digunakan pipa paralon yang di diberi lobang diatasnya sesuai dengan ukuran wadah tanaman. Pada ujung paralon dibuat lubang kecil sebagai tempat untuk mengalir kan air ke kolam ikan. Lubang tempat mengalirnya air tersebut dibuat agak ke tengah paralon sehingga walaupun listrik pada air masih tetap ada di dalam paralon sehingga tanaman tidak layu.




3.Penyemaian Benih
Benih disemai pada tray atau wadah semai. Gunakan benih yang tingkat germinasinya diatas 80%. Media semai yang baik dan umum digunakan adalah rockwool. Rockwool sangat praktis karena memiliki daya serap air yang tinggi dan steril, tetapi karena rockwool masih sulit didapatkan bisa diganti dengan gabus filter aquarium atau spon. Jika bibit telah cukup umur dan tumbuh baik,  pindahkan  bibit ke media tanam.

4. Menyiapkan pot tanaman
Wadah tanaman dapat menggunakan pot/gelas khusus untuk tanaman hidroponik, atau  membuat pot dari botol plastik bekas dengan memberi sumbu kompor atau kain resapan di bawah pot sebagai alat untuk resapan airnya.




5. Jika benih tanaman sudah mulai tumbuh, atau sudah mempunyai dua daun maka tanaman sudah bisa dipindahkan ke paralon yang dibuat  Untuk media tanamnya bisa digunakan gabus filter bekas aquarium ataupun sekam.
 

6. Setelah tanaman dimasukkan  ke dalam  paralon, kemudian pada kolam dipasangkan pompa aquarium, dimana selang dari pompa aquarium tersebut dimasukkan ke dalam paralon sehingga air dari kolam ikan mengalir ke dalam paralon dan kembali ke kolam ikan lagi.  



7. Bila pertumbuhannya baik, tanaman dapat dipanen dalam satu bulan, sedangkan ikan nila dapat dipanen dalam waktu 5-6 bulan.




VI.  PENUTUP


Perawatan budidaya ikan dan tanaman akuaponik memerlukan kejelian. Berikut ini sejumlah tips budidaya ikan dan tanaman dengan akuaponik.

a. Tips budidaya tanaman akuaponik

Dalam sistem akuaponik, pemupukan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman secara terus menerus melalui air yang dialirkan dari kolam yang mengandung bahan-bahan organik dari sisa-sisa pakan ataupun metabolisme ikan. Hal ini perlu dikontrol setiap hari agar pasokan lancar dan pengeluaran air di bak pemeliharaan tanaman tidak kurang. Selain itu, Anda juga perlu menjaga tanaman agar tetap tegak.

b. Tips budidaya ikan akuaponik

Pertimbangkan kerapatan ikan. Terlalu sedikit ikan berarti sedikit makanan untuk tanaman, sedangkan terlalu banyak ikan akan membuat ikan saling berebutan oksigen, menjadi kelaparan, dan tingkat stres ikan menjadi tinggi.
Saat memberi makan ikan, ikan harus bisa makan semua makanannya dalam waktu sekitar 5 menit. Beri pakan ikan dengan makanan yang berkualitas untuk mendapatkan hasil maksimal. Periksa kualitas air. Jika tingkat amonia atau nitrit menjadi terlalu tinggi untuk periode tertentu, maka dapat membuat ikan sakit bahkan mati.



DAFTAR PUSTAKA


Erawati, Baiq  Tri  Ratna. 2021. Mengenal Budidaya  Sayuran Dengan Sistem Aquaponik. Didownload dari laman https://ntb.litbang.pertanian.go. id/index.php/info-teknologi/1960-mengenal-budidaya-sayuran-dengan-sistem-aquaponik

Fatmawati. 2018. Sistem Budidaya Aquaponik. Didownload dari laman https://pertanian. pontianakkota.go.id/artikel/49-sistem-budidaya-aquaponik.html

Nugroho E. dan Sutrisno. 2008. Budidaya Ikan dan Sayuran Dengan Sistem Akuaponik. Penebar Swadaya. Jakarta

Raharjo, Rasbi Musabah. 2019. Sistem Budidaya Aquaponik. Didownload dari laman http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88138/Sistem-Budidaya-Aquaponik/

Rumah.com. 2020. Aquaponik: Cara Mudah Budidaya Tanaman dan Ikan di Halaman Rumah. Didownload dari laman https://www.rumah.com/panduan-properti/aquaponik-30303

Urban Hidroponik. 2016. Jenis Ikan Terbaik untuk Kolam Akuaponik, Haruskah Lele?. Didownload dari laman http://www.urbanhidroponik.com /2016/08/jenis-ikan-air-tawar-akuaponik-sederhana.html


Thursday, June 17, 2021

Budidaya Ikan Dalam Ember

 



I.  LATAR BELAKANG


Keterbatasan lahan kerap menjadi masalah ketika seseorang ingin mencoba usaha budidaya ikan (pembesaran ikan).  Dengan  lahan  yang  sempit, calon pembudidaya kerap kali dihadapkan pada sulitnya memilih wadah budidaya, teknologi budidaya dan ikan yang tepat untuk dibudidayakan. Seiring perkembangan teknologi budidaya ikan, belakangan mulai populer di masyarakat apa yang disebut dengan budidaya ikan dalam ember atau Budikdamber. Melalui cara ini, kita bisa melakukan budidaya ikan sekaligus bercocok tanam secara aquaponik dan yang pestinya menjadi solusi untuk masalah lahan sempit.


Budikdamber merupakan temuan dari dosen budidaya perikanan dari Politeknik Negeri Lampung, Juli Nursandi. Melalui teknik ini, kita bisa memelihara ikan tanpa terhalang oleh ukuran lahan yang terbatas. Hal ini tidak terlepas dari hasil pengamatannya dimana dewasa ini perkembangan penduduk di Indonesia terus meningkat, luas lahan tidak mengalami penambahan dan relatif stagnan bahkan berkurang, sehingga dapat dikatakan pertambahan penduduk dan luas lahan merupakan perbandingan terbalik. Permintaan lahan yang dipakai sebagai perluasan pemukiman, pertokoan, perluasan jaringan sarana dan prasarana umum lainnya pada akhirnya lahan pertanian produktif banyak beralih fungsi, termasuk di dalamnya lahan untuk pemeliharaan ikan. 

Budikdamber mengadaptasi teknik YuminaBumina yang merupakan teknik budidaya yang memadukan antara ikan dan sayuran serta buah-buahan. Pada budidaya YuminaBumina dikenal empat sistem, yaitu: rakit, aliran atas, aliran bawah serta pasang surut. Pada sistem aliran atas ini distribusi air dilakukan lewat atas ke setiap wadah media tanam sehingga nutrisi yang berasal dari limbah budidaya dapat tersebar merata ke setiap batang tanaman. Untuk membuat sistem aliran atas diperlukan bahan seperti: bak ikan, wadah media tanam, saluran air, pompa air, media tanam (batu apung), ikan (lele) dan tanaman (kangkung, pakcoy, tomat dan terong ungu).

Model akuaponik mini ini mengintegrasikan budidaya ikan dan sayuran sekaligus pada lahan yang terbatas. Teknologi vertiminaponik lebih menguntungkan dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional. Budidaya sistem akuaponik pada prinsipnya menghemat penggunaan lahan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolisme ikan. Sistem ini merupakan budidaya ikan yang ramah lingkungan.



II. JENIS IKAN DAN TANAMAN UNTUK BUDIKDAMBER


Ikan yang cocok untuk diternak dalam ember adalah jenis yang tahan terhadap kadar oksigen rendah. Misalnya seperti :

Ikan lele

Ikan yang satu ini paling akrab dengan lidah masyarakat Indonesia. Bukan hanya lezat, ikan lele juga termasuk omnivora, sehingga mudah dalam perawatannya. Ikan ini tahan terhadap penyakit dan kerap dimanfaatkan sebagai penjaga kualitas air. Keuntungan lain untuk memelihara ikan lele adalah pemeliharaan yang tergolong singkat, yakni sekitar 3-4 bulan. Nah, yang perlu kita waspadai, lele memiliki sifat kanibal yang bisa memakan sesamanya. Jadi pastikan membeli bibit lele dengan ukuran yang seragam, ya.

Ikan patin 

Ikan patin tidak membutuhkan air mengalir agar bisa tumbuh dengan baik. Mereka bahkan cenderung bisa beradaptasi dengan kondisi air yang kurang baik. Hewan nokturnal ini punya cita rasa lezat dan memiliki daging yang lembut serta sedikit duri. Membudidakan ikan patin di ember akuaponik juga bisa digunakan sebagai ide usaha. Pasalnya, patin memiliki harga jual yang cenderung tinggi, dan pembudidayaan tidak lama. Sama seperti lele, patin sudah bisa dipanen di usia 3-4 bulan. Tidak hanya itu, patin juga bisa menjadi pasokan pupuk untuk tanaman akuaponik kita.

Ikan gabus

Ikan Gabus ini punya organ khusus bernama organ ‘labirin’. Organ tersebut memungkinkan ikan Gabus bernafas langsung dari udara, tanpa melalui air terlebih dahulu. Organ ini mirip sekali dengan organ milik ikan Lele dan ikan Betok, hanya saja organ yang dimiliki ikan Gabus lebih primitif. Jadi jangan heran, jika kamu menemukan ikan ini sedang ‘berjalan di daratan’. Jika di alam liar, ia bakal berjalan ketika musim kemarau dan malam hari. Dengan organ labirin tersebut, ikan Gabus tidak punya masalah berarti ketika berjalan di darat, mengingat ia bisa bernafas dari udara secara langsung.

Ikan gurame

Tekstur dagingnya yang padat dan gurih membuat ikan gurame menjadi santapan favorit di restoran. Sekarang kita bisa mendapatkannya dengan harga yang lebih murah. Caranya dengan membudidayakan ikan gurame sendiri di ember akuaponik. Namun meski sama-sama cocok dibudidayakan dalam ember, ikan yang satu ini membutuhkan waktu pemeliharaan yang cukup lama. Ikan gurame baru bisa dipanen pada usia 5-6 bulan.  Kelebihan ikan gurame adalah pemeliharaannya yang cukup mudah dan tidak rewel dalam hal pakan. Ikan gurame menyukai perairan yang tidak terlalu dalam dan aliran airnya tidak deras. Namun agar pertumbuhannya dapat optimal, ikan gurame membutuhkan suhu yang rendah.

Ikan betok

Ikan betok/papuyu memiliki banyak keunggulan dibandingkan ikan-ikan lokal lainnya, dapat hidup dalam kondisi perairan yang minim oksigen, karena memiliki kemampuan dalam mengambil oksigen di permukaan air, memiliki toleransi terhadap perubahan pH yang cukup luas dengan kisaran pH 3-8 dan mampu hidup dalam kondisi perairan yang hampir kering.

Ikan sepat

Sama seperti dua rekan ikan perairan rawa (betok dan gabus) ikan sepat pun punya keunggulan yang kurang lebih sama dengan betok dan gabus. Mampu berkembang dan bertahan hidup dalam kondisi perairan yang minim oksigen.

Sementara untuk jenis ikan lain, masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk melihat ketahanannya dalam lingkungan yang minim oksigen.


Sementara untuk tanaman yang bisa ditanam tergantung pada jenis media yang digunakan.  Apabila menggunakan media arang, jenis tanaman yang bisa dibudidayakan di antaranya adalah:

Kangkung


Genjer

Bayam Brazil.


Sementara apabila menggunakan media rancangan Juli, yakni media AKT (arang, kain, tanah) menurutnya semua jenis tanaman bisa dibudidayakan. Seperti sawi, pakcoy, kangkung, cabai, genjer dan tomat.



III. TEKNIK BUDIKDAMBER


1. Alat & Bahan yang Diperlukan

a. Ember 80 liter

b. Arang batok kelapa

c. Gelas plastik

d. Benih lele ukuran 5-12 cm sejumlah 60-100 ekor

e. Tang

f. Kawat kecil yang bisa dibengkokkan

g. Bibit kangkung

h. Solder



2. Langkah Budidaya Ikan dalam Ember

Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan gelas dan potongan kangkung.

Caranya:

a. Lubangi gelas plastik 10-15 buah dengan solder.

b. Potong kangkung, sisakan bagian bawah.

c. Masukkan kangkung ke dalam gelas, kemudian isi gelas dengan arang batok kelapa antara            50 sampai 80 persen ukuran gelas.

d. Potong kawat kurang lebih 12 cm dan buat model kait yang bisa dijadikan pegangan gelas            di  ember.

e. Selanjutnya, kamu harus mempersiapkan media untuk Budikdamber.

f. Isi air 60 liter, diamkan kurang lebih 1-2 hari.

g. Masukkan bibit ikan, diamkan 1-2 hari.

h. Rangkai gelas kangkung di pinggir ember


Nah, agar ikan dan sayuran tumbuh dengan maksimal maka ember perlu diletakkan di tempat yang terkena matahari. Biasanya, kangkung akan mulai terlihat tumbuh pada hari ke-3.



IV.  PERAWATAN IKAN DAN SAYURAN SELAMA BUDIKDAMBER


Membudidayakan ikan dan sayuran tentu tak selesai begitu saja setelah semua diletakkan dalam ember. Kamu perlu melakukan perawatan rutin agar keduanya tumbuh dengan baik dan bisa dipanen untuk konsumsi.


Untuk kangkung, pastikan kamu selalu mengecek kondisi daunnya setiap hari. Jika ada kutu di daun kangkung maka segera buang daun atau batang karena kangkung akan keriting dan mati.

Sedangkan untuk ikan lele, berikan pakan 2-3 kali sehari dengan waktu yang rutin. Untuk pakan yang diberikan sendiri, kamu harus mengikuti tabel berikut ini:


                                        Ukuran Ikan Pakan yang Diberikan

                                             5-7 cm   Pf800

                                             10 cm          Pf100

                                    Lebih dari 12 cm  781-2, 781-1, 781


Lakukan penggantian air saat nafsu makan ikan menurun, air berbau busuk, dan ikan menggantung (kepala di atas, ekor di bawah). Namun baiknya kamu melakukan penggantian air atau sipon (penyedotan kotoran di dasar ember dengan selang) setiap 10-14 hari sekali.

Panen kangkung pertama dapat kamu lakukan 14 - 21 hari sejak tanam. Sementara untuk panen ikan lele, bisa kamu lakukan dalam 2 bulan jika benih yang digunakan bagus.


V. TIPS MENGGANTI AIR


Selama proses pembesaran ikan dalam ember kualitas dan kuantitas air dalam ember perlu dipantau secara berkala.  Beberapa tanda air dalam ember perlu dilakukan penggantian apabila :

1. Nafsu makan ikan menurun

2. Air berbau busuk

3. Ikan menggantung (kepala di atas ekor di bawah)


Penggantian air dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Ganti air (penyedotan kotoran di dasar ember dengan selang). Dilakukan 10 -14 hari sekali,

2. Penyedotan 5 – 8 liter, bisa lebih atau keseluruhan bila perlu

3. Mengganti dengan air bersih

4. Menambahkan air setinggi leher ember untuk kangkung yang membersar  karena kangkung                    memerlukan lebih banyak air.


VI. PANEN SAYUR DAN IKAN


Dengan teknik Budikdamber, panen kangkung pertama dapat dilakukan 14-21 hari sejak tanam. Caranya adalah dengan memotong kangkung dan menyisakan bagian bawah tunas untuk pertumbuhan kembali. Panen umumnya bisa berjarak 10-14 hari sekali dan tanaman dapat bertahan kurang lebih 4 bulan. 

Untuk panen ikan lele dapat dilakukan dalam 2 bulan bila benih bagus dan pakan baik. Tingkat ketahanan hidup lele dengan cara ini berkisar 40-100 persen,

VII. ANALISA USAHA



Asumsi:

Pembuatan 5 unit budikdamber.

Masa pakai ember 3 tahun.

Masa budidaya selama 3 bulan.

Setiap ember menghasilkan 3 kg ikan.

Tanaman lain berasal dari penyiraman menggunakan air dalam ember, tapi penanaman di luar                  budikdamber.

Biaya investasi dan produksi serta pendapatan untuk 3 bulan.



SUMBER PUSTAKA


Abdullah, Agus A. 2020. Mau Budidaya Ikan, tapi Lahannya Sempit? Di-budikdamber aja!. Didownload dari laman https://samudranesia.id/mau-budidaya-ikan-tapi-lahannya-sempit-di-budikdamber-aja/

Hanifah. 2020. Belajar Budikdamber, Yuk! Teknik Budidaya Ikan & Tanaman Yang Viral Namun Bermanfaat. Didownload dari laman https://www.99.co/blog/indonesia/teknik-budikdamber -lele/

Laras. 2020. 5 Jenis Ikan yang Cocok Dibudidayakan di Ember Akuaponik. Didownload dari laman https://berkeluarga.id/ 2020/10/28/5-jenis-ikan-yang-cocok-dibudidayakan-di-ember-akuaponik/

Susetya, Ipanna Enggar, dkk. 2018. Aplikasi budikdamber (budidaya ikan dalam ember) untuk Keterbatasan lahan budidaya di kota medan. Didownload dari laman File:///c:/users/user/ downloads/4165-article%20text-13118-1-10-20200612.pdf