Friday, December 6, 2019

CARA BUDIDAYA IKAN DALAM KOLAM TERPAL

                             CARA BUDIDAYA IKAN DALAM KOLAM TERPAL 


I. PENDAHULUAN


Pembesaran ikan lele menjadi salah satu peluang bisnis yang menguntungkan untuk dikembangkan saat ini. Lele adalah salah satu ikan tawar yang paling diminati, khususnya oleh masyarakat Indonesia. Menjalankan bisnis ikan lele pun tidak sulit, karena ikan lele termasuk ikan yang mudah didapatkan dan cara perawatannya pun lebih mudah dibanding jenis ikan lainnya. Bagi Anda yang ingin memulai bisnis budidya atau ternak lele, ikutilah beberapa tips di bawah ini agar bisnis Anda berjalan dengan baik dan lebih mudah berkembang.


II. PERSIAPAN


A. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA
Hal pertama sebelum memulai usaha budidaya ikan lele adalah menyiapkan wadahnya, bisa dalam bentuk tanah, terpal, maupun semen. Untuk wadah budidaya berupa kolam, idealnya ukuran yang disiapkan adalah yang berukuran besar untuk mengurangi risiko ikan lele mati karena kekurangan oksigen. Setelah proses pengisian kolam, Anda juga harus menunggu beberapa hari sebelum menebar bibit lele ke dalam kolam. Karena, Anda harus menunggu proses pembentukan lumut dan fitoplankton yang dapat menetralkan air kolam agar tidak mudah keruh.
B. PERSIAPAN BENIH LELE







Dalam pemilihan bibit lele yang akan dipelihara baiknya jangan asal bibit. Anda harus memilih bibit lele unggul yang lebih sulit terserang penyakit, sehat, dan lebih besar. Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda harus pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.
Lalu apa saja ciri bibit unggul pada lele? Dapat dilihat dari kondisi fisiknya. Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat). Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.



III. PELAKSANAAN


A. Proses Penebaran Bibit


Kalau sudah selesai membuat kolam, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kondisi kolam sehingga siap menampung benih ikan lele. Ada dua tahapan yang harus Anda lakukan, yaitu mengisi air di kolam dan melakukan pemupukan.
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm. Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2 meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg.

Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh meletakannya di pinggir atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak bebas.
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun, sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan dalam pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat karung sudah diangkat total.
Kesalahan paling fatal yang dilakukan oleh pembudidaya lele pemula adalah menebar bibit lele secara langsung ke dalam kolam secara berbarengan. Hal ini tentu dapat membuat bibit ikan lele menjadi stres, sehingga menyebabkan kematian. Jadi cobalah gunakan ember, dan masukkan sebagian ember yang berisi bibit lele ke dalam kolam.
Diamkan kurang lebih 30 menit agar bibit lele dapat keluar dengan sendirinya ke dalam kolam. Dalam penebaran benih, akan lebih baik jika Anda lakukan di pagi atau malam hari, karena waktu tersebut ikan lele cenderung lebih tenang.
Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.
Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

B. Sortir Ikan Lele


Setelah ikan lele berumur kurang lebih 20 hari, Anda perlu melakukan penyortiran menggunakan bak untuk memisahkan lele berukuran besar dan kecil. Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan lele kecil dari kekurangan makanan karena kalah cepat dengan lele berukuran besar. Jika tidak dipisahkan, ikan lele ukuran kecil akan lambat dalam pertumbuhannya,serta dapat mengurangi risiko ikan lele besar memangsa ikan lele kecil.

C. Pakan Lele
Biasanya, ikan lele harus diberikan makan tiga kali sehari yaitu pulul 7 pagi, 5 sore, dan 10 malam. Jika Anda menemukan ikan lele aktif dan mendorong-
dorongkan kepalanya, Anda bisa memberikan waktu makan tambahan. Dalam proses pakan budidaya lele, Anda dapat menggunakan pakan jenis sentrat 781-1 yang didalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan lele, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Dalam pemberian pakan, Anda juga tidak boleh melakukannya secara berlebih, karena hanya dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat pakan yang mengendap dan tidak termakan oleh lele.


D. Pencegahan Hama & Penyakit

Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah produksi menurun sehingga mempersulit keberhasilan budidaya lele. Untuk pencegahan hama, Anda dapat menggunakan penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke dalam kolam. Untuk menghindari penyakit, Anda dapat memberikan obat-obatan yang tersedia di toko perikanan.
Kematian dalam jumlah besar adalah salah satu faktor utama penyebab kerugian bahkan kebangkrutan usaha budidaya lele, kematian tersebut rata-rata terjadi karena ikan lele terinfeksi virus maupun bakteri. Salah satu penyebabnya yaitu bakteri Aeromonas sp. yang menyebabkan luka kemerahan pada tubuh dan terdapat luka luar seperti borok. Ikan yang terkena penyakit bakteri Vibriosis menunjukkan gejala klinis luka pada tubuh ikan, luka kemerahan pada ekor, perut, dubur dan mulut, geripis pada bagian sirip ekor dan sirip punggung dan kemerahan pada sirip ekor dan kemerahan pada ujung sungut.
 Satu ikan lele terserang penyakit, dampaknya akan sangat buruk. Hal ini dikarenakan penyakit pada ikan dapat menular melalui perairan. Penyakit yang menginfeksi ikan lele dapat dicegah. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara  melakukan pengeringan kolam dengan cahaya matahari langsung, tujuanya agar bakteri jahat penyebab penyakit mati. Pengeringan dasar kolam bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam selain itu dapat membuang racun sisa dekomposisi selama budidaya sebelumnya.
Tindakan pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam tempat budidaya ikan,  atau mencegah meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam upaya mengurangi kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit. Beberapa tindakan upaya pencegahan antara lain melalui sanitasi kolam, alat-alat, ikan yang akan dipelihara serta lingkungan tempat budidaya.

E. Sanitasi
Sanitasi kolam
Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, penjemuran dan pengapuran dengan kapur tohor atau kapur pertanian sebanyak 50-100 gram/m2  yang ditebar secara merata dipermukaan tanah dasar kolam dan sekeliling pematang kolam. Setelah pengapuran, dilakukan pengeringan selama 3-5 hari dan dilakukan pemupukan. Menurut KKP (2012), bahwa pengeringan dasar kolam bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam selain itu dapat membuang racun sisa dekomposisi selama budidaya sebelumnya
Sanitasi perlengkapan dan peralatan.
Perlengkapan dan peralatan yang digunakan dalam budidaya sebaiknya selalu dalam keadaaan steril. Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan cara perendaman alat ke dalam larutan kaporit selam 30-60 menit.


Sanitasi Ikan tebaran
benih ikan lele yang ditebar diperiksa terlebih dahulu adanya gejala kelainan atau sakit. Apabila terjadi kelainan dan timbul gejala adanya penyakit maka benih ikan lele dikarantinakan terlebih dahulu untuk diobati.
Menjaga lingkungan tempat budidaya
Upaya perlindungan gangguan dari penyakit ikan lele dengan menjaga kondisi lingkungan atau kondisi ekologis perairan dengan cara setiap kolam /bak pemeliharaan ikan lele agar sesuai dengan kebutuhan ikan lele.
Pengontrolan penyakit pada kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan dan pengobatan. Pencegahan umumnya dilakukan dengan aplikasi imunostimulan secara teratur dan vaksinasi sementara untuk pengobatan. Pengobatan umumnya masih mengandalkan penggunaan antibiotic. Penggunaan antibiaotik sintetik dalam kurun waktu yang panjang dapat menimbulkan resistensi bakteri, meningkatkan residu pada organisme budidaya dan manusia yang mengkonsumsinya, serta mencemari lingkungan.
Strategi pengendalian penyakit pada budidaya perikanan yang telah banyak dilakukan dan memberikan hasil yang baik adalah melalui kontrol biologis dengan pemberian probiotik. Salah satu produk bakteri probiotik yang dapat digunakan untuk mengontrol penyakit adalah senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen. Rangsangan sistem imun oleh probiotik mampu menstimulasi makrofag dan meningkatkan aktivasi proliferasi sel limfosit.



E. Proses Panen

Ikan lele biasanya sudah dapat dipanen setelah 3 bulan semenjak bibit lele disebar. Pemanenan lele dapat dapat dilakukan dengan menyortir ikan yang layak dikonsumsi atau telah memiliki ukuran 4-7 ekor per kg, atau sesuai dengan keinginan pembeli.
Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele. Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup banyak.










IV. PENUTUP

Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung pecel lele. Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa ikan lele sebagai binatang yang menggelikan. Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah. Pamor ikan lele menjadi meningkat



DAFTAR PUSTAKA

Nurul, Ika. 2016. Pencegahan Penyakit Ikan Lele. didownload dari laman https://ikabudidaya. blogspot.com/2016/09/pencegahan-penyakit-ikan-lele.html
Nur, Karina. 2019. Ternak Lele dalam Drum Plastik ? Simak Cara dan Tipsnya Disini. didownload dari laman https://hobiternak.com/ternak-lele-dalam -drum-plastik-simak-cara-dan-tipsnya-disini/

Purwananti, Verra Okti. 2018. 7 Langkah Budidaya Ikan Lele (Pembesaran) Lengkap dan Urut. didownload dari laman https://erakini.com/budidaya-ikan-lele/

Utami, Novia Widya. 2018. Tips Memulai Bisnis Budidaya atau Ternak Lele yang Menguntungkan.didownload dari laman https://www.jurnal.id/id/blog/ 2018-tips-memulai-bisnis-budidaya-atau-ternal-lele-yang-menguntungkan/